Dorong Hilirisasi Rempah

--

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menekankan bahwa hilirisasi rempah merupakan langkah strategis untuk mendorong transformasi dari keunggulan komparatif menuju keunggulan kompetitif, sehingga rempah Indonesia mampu bersaing di pasar global.


Menurut dia, jika hanya mengandalkan keunggulan komparatif dari hasil rempah mentah, maka Indonesia tidak akan bisa bersaing dengan negara produsen rempah utama seperti India dan Tiongkok.


"Jika keunggulan kita hanya komparatif, kita tidak bisa mengalahkan India dan Tiongkok. Kalau kita punya keunggulan kompetitif pun, kita masih bersaing ketat dengan Tiongkok," ujar Budi dalam keterangan di Jakarta, Kamis, 11 Desember 2025.
Kementerian Perdagangan (Kemendag), lanjutnya, menyambut baik peluncuran Peta Jalan Rempah 2025-2045 yang diinisiasi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas). Komoditas yang disasar dalam peta jalan rempah adalah pala, lada, cengkeh, kayu manis, vanili, dan temulawak.
Langkah strategis itu dinilai krusial untuk mengembalikan kejayaan rempah Nusantara dan memperkuat posisi Indonesia di pasar global.
Ia menegaskan kementeriannya yang berada di sektor hilir memiliki peran dan tugas untuk memasarkan. Namun, tantangan utama muncul ketika produk yang dipasarkan masih berupa bahan mentah atau komoditas tanpa nilai tambah.
Menurut dia, hilirisasi rempah harus menjadi basis (resource based) untuk menciptakan produk bernilai tambah. Nantinya, hal tersebut dapat memberikan keunggulan kompetitif yang dibutuhkan untuk menembus pasar internasional.

"Jadi kalau ekspor, resource based-nya juga harus dipikirkan. Resource based-nya adalah hilirisasi ini. Jadi kalau kita sudah hilirisasi, berarti kita mempunyai keunggulan kompetitif," katanya, menjelaskan. 

Kemendag pun melakukan sejumlah langkah strategis untuk mendorong perdagangan rempah ke pasar global, di antaranya dengan membuka akses pasar ekspor melalui berbagai perjanjian dagang.
Selain itu, juga melalui program Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor (UMKM BISA Ekspor) yang diinisiasi Kementerian Perdagangan.
Program itu memfasilitasi pelaku UMKM untuk ekspor melalui 46 perwakilan dagang RI di 33 negara. Kemendag juga turut mengembangkan program Desa BISA Ekspor yang merupakan sinergi antara pemerintah dan pihak swasta.
Kemendag juga bersinergi dengan lima kementerian dan lembaga memiliki program Rasa Rempah Indonesia (S'RASA), untuk mempromosikan kuliner Indonesia melalui restoran Indonesia di luar negeri. Program tersebut turut mendorong peningkatan ekspor rempah dan bumbu dari Indonesia.(*/Viz)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan