University of Utah Ciptakan Tangan Bionik Berbasis AI
University of Utah Ciptakan Tangan Bionik Berbasis AI--
JAMBIKORAN.COM - Tim insinyur dari University of Utah memperkenalkan terobosan besar dalam dunia prostetik: tangan bionik. Tangan itu mampu bergerak lebih intuitif berkat sentuhan kecerdasan buatan.
Teknologi itu dikembangkan dengan memadukan sensor tekanan, sensor jarak optik, dan jaringan saraf buatan yang dilatih untuk meniru cara manusia menggenggam benda secara alami.
Dalam pengujian, para partisipan menunjukkan peningkatan signifikan dalam presisi dan kemudahan bergerak.
Tugas sederhana seperti mengambil benda kecil hingga mengangkat gelas plastik dapat dilakukan dengan lebih stabil. Tanpa membutuhkan latihan panjang.
Para peneliti menyebut pencapaian itu sebagai langkah menuju prostetik yang benar-benar terasa dan berfungsi layaknya anggota tubuh asli.
Inovasi itu muncul di tengah perkembangan riset prostetik global. Pada Mei 2025, peneliti asal Korea Selatan juga memamerkan tangan robotik ultra-ringan.
Inovasi itu memiliki kemampuan adaptasi bentuk, kontrol ujung jari yang presisi, dan fleksibilitas ibu jari. Semua digerakkan hanya dengan satu aktuator.
Namun, penelitian dari University of Utah menekankan pada satu tantangan utama dalam penggunaan prostetik: hilangnya kealamian gerak.
Aktivitas sehari-hari seperti meraih cangkir atau berjabat tangan sebenarnya melibatkan model prediksi di otak yang bekerja secara bawah sadar.
Pengguna prostetik komersial biasanya harus menggerakkan tiap jari secara manual, menciptakan beban kognitif yang besar.
"Setengah dari pengguna menghentikan pemakaian prostesis. Karena kontrol yang sulit dan beban mentalnya tinggi," ujar Marshall Trout, peneliti pascadoktoral di Utah NeuroRobotics Lab.
Untuk mengatasi hal tersebut, para peneliti berkolaborasi dengan TASKA Prosthetics. Mereka memasang ujung jari khusus berisi sensor tekanan dan sensor jarak optik yang cukup sensitif. Fitur itu untuk mendeteksi benda sangat ringan seperti kapas.
Data dari sensor digunakan untuk melatih jaringan saraf. Supaya setiap jari dapat menyesuaikan posisi pegangan secara otomatis.
Hasilnya, tangan bionik mampu membentuk genggaman optimal pada hampir semua objek. Teknologi itu menggabungkan sentuhan buatan dan gerakan berbasis kecerdasan buatan untuk menghasilkan kontrol yang lebih natural.
Tim juga mengembangkan sistem kendali berbagi. Sistem itu mampu menyeimbangkan perintah manusia dan koreksi otomatis dari AI.
Pengguna tetap menentukan kapan harus menggenggam atau melepaskan objek. Sementara AI membantu memastikan genggaman lebih stabil.
Empat partisipan dengan amputasi lengan bawah mengikuti uji coba. Mereka menunjukkan peningkatan signifikan dalam penilaian standar. Serta mampu melakukan aktivitas sehari-hari yang sebelumnya sulit.
Minum dari gelas plastik, misalnya, yang membutuhkan tekanan pas agar tidak jatuh atau hancur, menjadi lebih mudah dilakukan.
"Dengan menambahkan kecerdasan buatan, kami memberikan sebagian tugas menggenggam kepada prostesis. Hasil akhirnya adalah kontrol yang lebih intuitif dan lebih luwes," kata Jacob A. George, peneliti di Utah NeuroRobotics Lab.
Ke depan, tim berencana menggabungkan teknologi itu dengan antarmuka saraf implan. Memungkinkan pengguna mengendalikan prostetik hanya dengan pikiran. Jika berhasil, prostetik masa depan dapat menawarkan sensasi sentuhan yang semakin realistis dan respons yang lebih alami. (*)