UNRWA: Tanpa Air Bersih, banyak Warga Palestina Akan Mati

UNRWA, Gaza, Palestina, PBB, Air Bersih, News, Internasional --

Kota Gaza, Palestina - Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) memperingatkan bahwa lebih banyak warga Palestina di Jalur Gaza akan mati karena kekurangan air bersih dan penyebaran penyakit.

“Tim kami telah mengirimkan hampir 20.000.000 liter air kepada masyarakat di Gaza,” kata UNRWA melalui X, Minggu (4/2).

Namun, jumlah air bersih yang didistribusikan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan warga Gaza.

Badan PBB tersebut menyoroti terbatasnya akses yang dimiliki warga Gaza untuk mendapat air bersih, karena serangan mematikan yang terus-menerus dilancarkan pasukan Israel.

“Air adalah kehidupan dan Gaza kehabisan air. Akses terhadap air bersih dan sanitasi sangat terbatas di tengah pemboman yang tiada henti," ujar UNRWA.

UNRWA memperingatkan bahwa krisis kemanusiaan di Gaza, yang semakin diperburuk dengan terbatasnya pengiriman bantuan dan rusaknya infrastruktur, “menempatkan ribuan orang yang rentan pada risiko tertular penyakit.”

“Tanpa air bersih, lebih banyak orang akan meninggal karena kekurangan (cairan) dan penyakit. Kondisinya tidak manusiawi. Orang-orang berjuang untuk bertahan hidup tanpa barang kebutuhan dasar apa pun,” ujar UNRWA.

Sebagai organisasi kemanusiaan terbesar di Jalur Gaza, UNRWA menyatakan akan melakukan apa pun untuk melanjutkan pekerjaan yang sangat diperlukan untuk mendukung masyarakat di Gaza.

Israel telah melancarkan serangan mematikan di Gaza menyusul serangan kelompok Hamas Palestina pada 7 Oktober 2023.

Serangan Israel menewaskan sedikitnya 27.365 warga Palestina dan melukai 66.630 orang lainnya, sementara hampir 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas.

Serangan Israel juga menyebabkan 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Sementara, pihak Hamas belum memberitahukan mediator apakah menolak atau menerima usulan perjanjian pertukaran sandera dan gencatan senjata di Gaza, karena masih berkonsultasi dengan faksi Palestina,  demikian menurut sebuah sumber terpercaya pada Minggu.

Sumber tersebut, yang tidak ingin disebutkan jati dirinya, memastikan bahwa konsultasi kelompok itu dengan faksi Palestina lainnya mengenai usulan tersebut "masih berjalan".

"Hamas tidak menginformasikan kepada mediator menolak usulan pertukaran sandera dan gencatan senjata," kata sumber itu kepada Anadolu.

"Kelompok itu masih melakukan konsultasi dengan faksi-faksi Palestina dan anggota mengenai usulan tersebut dan akan memberikan tanggapan kepada mediator secepatnya," tambah sumber itu.

Pernyataan sumber tersebut sebagai tanggapan atas laporan media internasional, yang beberapa diantaranya mengklaim bahwa Hamas menolak usulan sementara yang lainnya mengatakan kelompok tersebut akan memberi respon pada Minggu malam.

Pada Selasa, kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh, mengatakan kelompok itu telah menerima usulan yang dibahas dalam pertemuan di Paris pada Minggu.

Dia mengatakan, mereka juga telah mendapatkan undangan untuk mengunjungi Kairo untuk membahas kesepakatan, tanpa memberitahu kapan dirinya akan ke ibukota Mesir itu.

Pada 28 Januari, sebuah pertemuan diadakan di Paris diikuti oleh Israel, Amerika Serikat, Mesir dan Qatar untuk membahas perjanjian tiga tahap mencakup pertukaran sandera dan penghentian permusuhan di Gaza, menurut sumber dari Palestina dan AS.

Israel memperkirakan ada sebanyak 136 warga Israel yang disandera di Gaza, sementara pihaknya menahan 8.800 warga Palestina di penjara-penjara mereka, menurut sumber resmi kedua pihak, meskipun tidak ada konfirmasi mengenai jumlah sebenarnya dari kedua pihak. (antara)

Tag
Share