Bahaya Garam, Gula, dan Madu bagi Bayi: Pentingnya Pemilihan Makanan Alami Sejak Dini
Gula dan Garam Bahaya Untuk Bayi-KlikDokter-
JAMBIKORAN.COM — Masa awal kehidupan bayi merupakan fase penting dalam pembentukan kesehatan jangka panjang. Pada tahap ini, organ tubuh mereka masih dalam proses perkembangan sehingga membutuhkan perhatian khusus, terutama terkait asupan makanan.
Para pakar kesehatan anak menegaskan bahwa tambahan kecil seperti garam, gula, maupun madu dapat memberikan dampak buruk terhadap tumbuh kembang bayi jika diberikan terlalu dini.
Bayi yang baru lahir memiliki ginjal yang belum matang sehingga kemampuan tubuh mereka dalam mengolah natrium sangat terbatas.
Pemberian garam, meski dalam jumlah sedikit pada makanan seperti nasi atau lentil, berpotensi membebani kerja ginjal.
BACA JUGA:- SMAN 1 Sungai Penuh (29) vs (6) SMKN 1 Kota Jambi - , Menang PeDe di Gubernur Cup 2025
BACA JUGA:Anak Asuh Jefriyanto Menyala Bungkam Tim Lawan dengan pasti
Jika kebiasaan ini dilakukan secara berulang, risiko munculnya gangguan ginjal maupun tekanan darah tinggi di kemudian hari akan semakin besar.
Karena itu, kebutuhan garam bayi sebenarnya sudah sepenuhnya tercukupi dari air susu ibu (ASI) maupun susu formula, sehingga tambahan garam tidak diperlukan sama sekali.
Selain itu, kebiasaan memberi makanan asin sejak dini akan membentuk pola kesukaan bayi terhadap rasa asin.
Hal ini dapat memengaruhi preferensi makanan mereka di masa depan dan berisiko menimbulkan pola makan yang tidak sehat.
BACA JUGA:Puluhan Warga Puntikalo Patok Batas Lahan, Tegaskan Batas Lahan dengan TNI AD
BACA JUGA:Catatan Karier Ricky Kambuaya
Tidak hanya garam, banyak keluarga juga beranggapan bahwa pemanis alami seperti jaggery (gula aren) dan madu lebih aman dibandingkan gula putih.
Namun, kandungan zat besi pada gula aren yang sering dijadikan alasan pemberian, nyatanya tidak signifikan jika dibandingkan nutrisi yang lebih kaya dari buah-buahan, sayur, maupun biji-bijian.