Ekonomi Global Tak Pasti

--

JAMBI – Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) saat ini masih terjaga baik, dengan surplus sebesar Rp 67,7 triliun atau setara 0,32 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebagaimana dikutip dari Siaran Pers Menteri Keuangan, 25 Oktober 2023 lalu.
Melalui berbagai alat kebijakan dan instrumen yang dimiliki, perekonomian Indonesia diprediksi akan tetap stabil dalam situasi global yang cukup menekan dan dinamis. Optimisme tersebut didukung dengan kondisi perkonomian regional yang solid, termasuk di Provinsi Jambi.
APBN Regional Jambi sendiri terus tumbuh di tengah penurunan harga komoditas, dengan realisasi pendapatan negara mencapai Rp 6.028,77 miliar atau tumbuh 8,78 persen dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun 2022.
Pertumbuhan pendapatan terbesar disumbang dari sisi penerimaan perpajakan, yakni Pajak Pertumbuhan Nilai (PPN) yang tumbuh sebesar Rp 667,56 miliar atau 33,71 persen.
Akan tetapi, pertumbuhan pendapatan tersebut lebih kecil dibanding pertumbuhan bulan-bulan sebelumnya, dikarenakan adanya penurunan harga komoditi baik dari batu bara dan pinang, serta menurunnya permintaan produk CPO dan turunannya.
Dari sisi perpajakan internasional sampai dengan 30 September 2023, Bea Masuk (BM) terealisasi sebesar Rp 17,79 miliar atau sebesar 222,17 persen dari target dengan Bea Keluar (BK), dengan realisasi sebesar Rp 124,04 miliar atau sebesar 120,04 persen dari target.
Terdapat penurunan signifikan sebesar 52,66 persen (ytd) pada Bea Keluar untuk periode Januari sampai September 2023, akibat penurunan harga komoditi Cangkang Sawit.
Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp 684,00 miliar atau tumbuh 12,16 persen dari realisasi tahun 2022. PNBP Lainnya terealisasi sebesar Rp 34,32 miliar sampai dengan 30 September 2023.
"Capaian ini meningkat sebesar Rp 7,2 miliar atau tumbuh 26,81 persen dibandingkan September tahun lalu dan mencatatkan realisasi tertinggi dalam lima tahun terakhir," kata Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Jambi, Burhani AS.
Sementara itu, menurut catatan mereka, peningkatan terbesar terjadi pada pendapatan layanan survey dan pemetaan pada BPS, serta pendapatan penjualan barang rampasan atau hasil sitaan yang telah diputuskan atau ditetapkan pengadilan.
"Pendapatan PNBP lainnya di bulan September juga disumbang oleh PNBP kendaraan, seperti penerbitan STNK, BPKP dan TNKB, PNBP pelayanan pertanahan dan PNBP jasa kepelabuhan," tandasnya. (enn/ira)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan