Beras Kampung Lebih Diburu, Pedagang Sebut Stok Jadi Langka

--

MUARABUNGO - Menjelang bulan suci Ramadan, perbincangan tentang kenaikan harga kebutuhan pokok semakin hangat di kalangan ibu rumah tangga.

Salah satu yang menjadi sorotan adalah kenaikan harga beras dan cabai merah yang mencolok dari harga biasanya.

BACA JUGA:Simak! Kapan Waktu 'Aman' Bayi untuk Konsumsi Telur

BACA JUGA:Massa Pendukung Prabowo-Gibran Berebut Telur Gratis Usai Kampanye Akbar

Pantauan media di Pasar Raya Rantau Ikil  dan Pasar Atas Bungo, menunjukkan bahwa para ibu rumah tangga banyak yang memilih untuk membeli beras kampung karena harganya yang masih terjangkau, yakni sekitar Rp14 ribu per kilogram.

Berbeda dengan beras super kemasan yang harganya mencapai Rp150 ribu per sak untuk berat 10 kilogram dan Rp290 ribu per sak untuk berat 20 kilogram.

Tak hanya beras, harga cabai rawit juga mengalami lonjakan yang signifikan. Di mana sebelumnya  harganya Rp70 mencapai Rp100 ribu per kilogram.

Sedangkan cabai merah keriting yang sebelumnya  Rp50 ribu  mencapai Rp80 ribu per kilogram.

Lukman, seorang pedagang beras, menyatakan bahwa meskipun harga beras kampung masih dalam standar sekitar Rp14 ribu per kilogram, namun stoknya menjadi langka.

"Kami bawa satu ton sebentar sudah habis, mungkin orang mencari harga yang lebih terjangkau. Kami mengambil beras dari Dharmasraya," ujar Lukman.

Leni, seorang ibu rumah tangga, mengungkapkan keheranannya terhadap lonjakan harga tersebut.

"Kami terkejut dengan kenaikan harga beras serta cabai merah dan cabai rawit yang naik tajam dari biasanya,” sebutnya.

“Padahal, kondisi ekonomi sulit saat ini ditambah dengan kenaikan harga kebutuhan pokok," tutur Leni.

Kenaikan harga kebutuhan pokok, terutama beras dan cabai merah, menjadi beban tambahan bagi masyarakat.

Terutama di tengah kondisi ekonomi yang belum pulih sepenuhnya. Hal ini menuntut pemerintah untuk mengambil langkah-langkah yang tepat guna menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pasokan kebutuhan pokok menjelang bulan suci Ramadan.

Ini dilakukan juga agar, masyarakat dapat menjalankan ibadah dengan tenang tanpa harus terbebani oleh masalah ekonomi yang semakin memburuk. (Mai/zen)

Tag
Share