Makanan yang Bisa Memicu Tantrum pada Anak

Reporter: Gita |

Editor: Gita |

Senin , 11 Mar 2024 - 13:29

Ternyata Anak Perempuan Usia 5 Tahun Sering Tak Percaya Diri dan Merasa Kurang Kreatif-JAMBI INDEPENDENT-Jambi Independent

MSG atau monosodium glutamat adalah zat penyedap rasa yang umum digunakan dalam makanan olahan. Beberapa anak mungkin lebih sensitif terhadap MSG, dan konsumsi berlebihan dapat menyebabkan reaksi seperti sakit kepala, gangguan tidur, dan perubahan mood.

6. Makanan dengan Kandungan Asam Tinggi

Makanan atau minuman yang tinggi asam, seperti jeruk atau tomat, mungkin menjadi pemicu tantrum pada anak. Asam dapat memicu reaksi pada saluran pencernaan dan menyebabkan ketidaknyamanan, yang pada gilirannya memengaruhi suasana hati anak.

7. Makanan dengan Kandungan Gluten atau Laktosa yang Tinggi

Beberapa anak mungkin memiliki intoleransi terhadap gluten atau laktosa, yang dapat memicu gejala seperti perut kembung, sakit perut, atau ketidaknyamanan lainnya. Ini bisa memengaruhi mood anak dan menyebabkan perilaku yang sulit diatasi.

Mengenali makanan-makanan tersebut dan memahami respons anak terhadap konsumsinya dapat membantu Anda sebagai orang tua untuk membuat keputusan lebih bijak dalam memberikan makanan kepada anak. Selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi jika Anda memiliki kekhawatiran terkait pola makan anak Anda. Mengadopsi pola makan yang seimbang dan sehat dapat mendukung perkembangan anak dengan lebih baik, baik fisik maupun emosional.

makanan yang bisa memicu tantrum pada anak                            makanan memiliki peran yang sangat penting dalam kesehatan dan perkembangan anak-anak. namun, tak jarang beberapa jenis makanan dapat memicu perubahan mood atau perilaku pada anak, termasuk tantrum yang mungkin sulit diatasi. agar anda sebagai orang tua dapat mengelola pola makan anak dengan lebih baik, berikut adalah beberapa makanan yang dapat memicu tantrum pada anak:
 1. gula dan permen berlebihan
gula adalah sumber energi instan yang dapat membuat anak merasa sangat aktif sejenak, tetapi diikuti dengan penurunan energi yang drastis. konsumsi gula berlebihan, terutama dari permen atau makanan manis lainnya, dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat, yang pada gilirannya dapat memicu perubahan mood dan tantrum.
 2. makanan berwarna-warni dan berkonsentrasi tinggi
baca juga:komplikasi batuk berkepanjangan
baca juga:jelang puasa, satu rumah di sungai bahar muarojambi terbakar
makanan yang diberi pewarna buatan atau konservan tertentu juga dapat memengaruhi perilaku anak. beberapa penelitian menunjukkan bahwa pewarna makanan tertentu dapat berkontribusi pada peningkatan tingkah laku impulsif dan hiperaktif pada anak-anak. hindari makanan yang memiliki kandungan pewarna dan bahan tambahan berlebihan.
 3. minuman bersoda dan berkafein
minuman bersoda mengandung gula tinggi dan dapat memicu lonjakan energi yang singkat, diikuti oleh kelelahan dan penurunan mood. selain itu, kafein pada minuman seperti cola juga dapat memengaruhi tidur anak dan menyebabkan ketidakstabilan mood.
 4. makanan cepat saji yang tinggi lemak dan garam
baca juga:alasan mengapa olahraga dapat meningkatkan mood
baca juga:bolehkah mandi tanpa sabun? 
makanan cepat saji yang tinggi lemak dan garam cenderung kurang dalam nutrisi dan dapat memicu perubahan mood pada anak-anak. konsumsi makanan ini secara berlebihan juga dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental anak.
 5. makanan dengan kandungan msg tinggi
msg atau monosodium glutamat adalah zat penyedap rasa yang umum digunakan dalam makanan olahan. beberapa anak mungkin lebih sensitif terhadap msg, dan konsumsi berlebihan dapat menyebabkan reaksi seperti sakit kepala, gangguan tidur, dan perubahan mood.
 6. makanan dengan kandungan asam tinggi
baca juga:bahan sampo penyebab rambut rontok
baca juga:tips agar santan tidak pecah, sentuhan lezat dalam masakan
makanan atau minuman yang tinggi asam, seperti jeruk atau tomat, mungkin menjadi pemicu tantrum pada anak. asam dapat memicu reaksi pada saluran pencernaan dan menyebabkan ketidaknyamanan, yang pada gilirannya memengaruhi suasana hati anak.
 7. makanan dengan kandungan gluten atau laktosa yang tinggi
beberapa anak mungkin memiliki intoleransi terhadap gluten atau laktosa, yang dapat memicu gejala seperti perut kembung, sakit perut, atau ketidaknyamanan lainnya. ini bisa memengaruhi mood anak dan menyebabkan perilaku yang sulit diatasi.
mengenali makanan-makanan tersebut dan memahami respons anak terhadap konsumsinya dapat membantu anda sebagai orang tua untuk membuat keputusan lebih bijak dalam memberikan makanan kepada anak. selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi jika anda memiliki kekhawatiran terkait pola makan anak anda. mengadopsi pola makan yang seimbang dan sehat dapat mendukung perkembangan anak dengan lebih baik, baik fisik maupun emosional.

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Jambi Independent 12 Maret 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan