Pasar Al-Milh yang Dahulu Ramai Kini Tampak Sepi, Dampak Ketegangan di Laut Merah
Warga Yaman menunggu di luar dapur amal untuk mendapatkan makanan Ramadhan gratis di Sanaa, Yaman, pada 26 Maret 2024. --antaranews.com
JAMBIKORAN.COM - Sebuah pasar bernama Al-Milh yang terletak di kota tua Sanaa, ibu kota Yaman diliputi keheningan.
Biasanya keseharian di jalan-jalan sempit pasar tersebut terjadi hiruk pikuk aktivitas barter dan saling menyapa.
Dimana biasanya akan semakin ramai bila menyambut buka puasa Idul Fitri.
Namun saat ini pasar tersebut menghadirkan suasana muram.
Realitas ekonomi yang keras dan diperburuk oleh krisis yang melanda Laut Merah.
Dan telah benar-benar mengikis semangat perayaan pada hari yang menandai berakhirnya bulan suci Ramadan itu.
BACA JUGA:Atalanta Bungkam Liverpool 3-0 pada Leg Pertama Liga Europa!
BACA JUGA:Bayer Leverkusen Kokoh di Puncak, Sabet Kemenangan 2-0 atas West Ham!
"Tahun ini lebih sulit dari sebelumnya. Jumlah pelanggan lebih sedikit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," keluh Mohamed Abu al-Arabi, seorang penjual makanan penutup.
Bagi umat Islam, termasuk warga Yaman, Hari Raya Idul Fitri adalah waktu untuk menggelar reuni keluarga dan perayaan.
Rumah-rumah dipenuhi dengan kue, biskuit, kismis, almon, dan berbagai camilan lainnya.
Hidangan-hidangan manis ini bukanlah sekadar hidangan untuk disantap, melainkan juga menjadi tanda keramahan untuk keluarga dan kerabat yang berkunjung.
Biasanya, beragam kudapan manis akan dipajang di toko-toko yang dibangun dengan bata lumpur di sepanjang pasar itu.
BACA JUGA:AS Roma Tundukkan AC Milan dengan Skor 1-0 pada Leg Pertama Liga Europa!