JAMBI - Kenaikan harga secara atau inflasi di semua sektor ekonomi pasca lebaran ini telah berimbas turunnya daya beli masyarakat secara nasional.
Salah satu sektor yang sangat terdampak akan situasi ini adalah dunia pendidikan. Indikasinya terlihat dari tingginya angka putus sekolah di berbagai daerah di Indonesia.
Hal ini di sampaikan Mantan Pimpinan Komisi Pendidikan DPR RI Dr. Ir. H. A.R. Sutan Adil Hendra, MM (SAH) ketika berbicara dalam diskusi dampak inflasi terhadap dunia pendidikan di Jakarta beberapa waktu lalu.
"Tingginya angka inflasi berdampak pada turunnya daya beli masyarakat, dalam hal ini termasuk sektor pendidikan yang akan memasuki tahun ajaran baru Juni 2024 ini," katanya.
BACA JUGA:Polisi Terjunkan 9 Anjing Pelacak, Sisir Sungai, Telusuri TKP Penemuan Mayat Tanpa Kepala
BACA JUGA:Bunda Wajib Tau,Ini Dia Tips Merawat Kesehatan Bayi Baru Lahir,Yuk Simak
Dampak dari ini menurutnya dari berbagai daerah di tanah air banyak anak sekolah yang tidak bisa lanjut study atau putus sekolah.
Sehingga pemerintah harus mulai mengantisipasi meluasnya dampak ini di bidang pendidikan, tegas Anggota Fraksi Partai Gerindra tersebut.
"Jika tidak diantisipasi, ini akan memicu tingginya angka putus sekolah di Indonesia karena ekonomi yang susah," katanya.
Apalagi inflasi yang terjadi beriringan dengan penurunan harga karet dan sawit di semua sentra produksi di seluruh Indonesia.
BACA JUGA:AHY Sebut Demokrat Butuh Waktu Untuk Pilkada DKI, Jateng, dan Jabar
BACA JUGA:Hati-Hati! Ini Dia 9 Gejala Flu Burung H5N2,Yuk Simak
Padahal dua komoditi perkebunan itu merupakan mata pencarian utama masyarakat kita di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
Kondisi telah memukul perekonomian masyarakat yang akhirnya berimbas pada dunia pendidikan.
"Solusinya kita harus memperbanyak program bantuan pendidikan bagi masyarakat seperti beasiswa PIP dan bantuan tunai lainnya, dengaan harapan bisa menekan angka putus sekolah di semua wilayah," tandasnya. (*)