Nyamuk Aedes yang mengandung bakteri wolbachia ini dinilai ampuh menurunkan kasus DBD.
BACA JUGA:Angka DBD Meningkat di Pasir Panjang
BACA JUGA:Kasus DBD di Indonesia Meningkat, Berikut Rincian Tiap Kabupaten Kota
Dalam hal ini, bakteri wolbachia bisa menghambat perkembangan virus dengue dan mencegah penularan ke manusia.
Adapun beberapa inovasi penanggulangan dengue yang dihadirkan Kemenkes yang bisa diterapkan oleh masyarakat adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3M Plus dan G1R1J 3x10.
Sebagai informasi, PSN 3M di antaranya menguras, menutup, dan mendaur ulang tempat penampungan air.
Plus dalam hal ini adalah upaya mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk, seperti memelihara ikan pemakan jentik, menggunakan obat antinyamuk, membersihkan lingkungan.
Sementara G1R1J 3x10 artinya Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik pada pukul 10 pagi selama 10 menit dan dilakukan minimal 10 minggu berturut-turut.
BACA JUGA:Kasus DBD di Tebo Meningkat
BACA JUGA:Hati-Hati! Ratusan Orang Meninggal Akibat DBD
Hal ini berkaitan dengan pola nyamuk yang lebih aktif pada pagi pukul 8-10.
"Butuh 10 minggu karena siklus nyamuk mulai dari bertelur butuh waktu kira-kira 8 minggu, jadi kalau melakukan (G1R1J) 10 kali berturut-turut maka jentiknya akan hilang," ujarnya.(*)