Ketika fase demam, anak kerap enggan minum sehingga berujung pada dehidrasi hingga kejang.
BACA JUGA:Tak Usah Panik, Ikuti Anjuran Dokter saat Anak Kena DBD
BACA JUGA:Apakah Fogging Efektif Basmi Nyamuk DBD? Begini Kata Kemenkes
"Sedangkan fase kritis, syok perdarahan, kemudian kena organ, itu bisa terjadi," ujarnya.
Fase konvalesen akan lebih bermasalah apabila fase kritis terjadi syok berkepanjangan.
"Sedangkan konvalesen itu akan bermasalah bilamana di fase kritisnya syoknya berkepanjangan. Maka banyak cairan yang akan menumpuk, akhirnya malah menjadi syok berulang," ujarnya.
Olah karena itu, Anggraini mengingatkan pentingnya triase dengue sebagaimana pada masa Covid-19 sebagai skrining untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
BACA JUGA:Kasus DBD di Indonesia Meningkat, Berikut Rincian Tiap Kabupaten Kota
BACA JUGA:Terus Berkoordinasi Soal Penanganan DBD
Pasien dengue kalau datang itu tidak mungkin hanya satu saja keluhan, katanya, pasti ada paket lainnya.
Menurutnya, anamnesis harus dilakukan, seperti 'Kapan mulai demam? Sejak kapan demam turun?Punya riwayat demam atau tidak? Ada nyeri-nyeri tubuh, kepala, retroorbital? Ada ruam? Ada mual? Tidak nafsu makan? Bagaimana buang air kecilnya? Bagaimana kemampuan minumnya? Apakah ada tanda bahaya?(*)