JAMBIKORAN.COM - Untuk pertama kalinya Brasil meminta maaf kepada Tokyo atas tindakan menganiaya imigran Jepang selama Perang Dunia II.
Pemerintahan Presiden Lula da Silva meminta maaf atas dua kasus.
Brasil telah memaksa imigran Jepang keluar dari rumah mereka dari kota pesisir selatan Santos selama perang, dan dalam kasus kedua, negara Amerika Selatan itu telah menganiaya orang-orang yang dipenjara di Pulau Anchieta, menurut laporan Kyodo News yang berbasis di Tokyo pada Jumat.
Permintaan maaf itu disampaikan setelah isu tersebut diselidiki oleh Komisi Amnesti Kementerian Hak Asasi Manusia dan Kewarganegaraan, sebuah badan penasihat pemerintah.
BACA JUGA:Inggris dan Jerman Rancang Rudal Jarak Jauh untuk Hadapi Ancaman Nuklir Rusia
BACA JUGA:Barack Obama Dukung Kamala Harris Sebagai Calon Presiden AS
"Pemerintah Brasil memohon maaf atas penganiayaan terhadap leluhur Anda," kata Enea de Stutz, kepala komisi tersebut, pada Kamis waktu setempat.
Sebelumnya pada 2022, seruan untuk permintaan maaf tersebut ditolak oleh pemerintahan sayap kanan yang saat itu dipimpin Presiden Jair Bolsonaro.
Brasil adalah salah satu tujuan imigran Jepang di awal abad ke-20, dan pada 1943, hampir 6.500 warga Jepang dipaksa meninggalkan rumah mereka dan dipindahkan ke kamp atau ke daerah pedalaman.
Langkah Brasil untuk merelokasi imigran Jepang dilakukan setelah negara itu bergabung dengan Sekutu selama perang, dan memutuskan hubungan diplomatik dengan Tokyo.
BACA JUGA:Marvel Umumkan Film ‘Fantastic Four’ dengan Ralph Ineson sebagai Galactus
BACA JUGA:CGV Rayakan Hari Anak Nasional dengan Pemutaran Film Edukatif untuk 500 Anak Yatim dan Dhuafa
Kebanyakan dari mereka yang dianiaya disebutkan berasal dari provinsi pulau di bagian selatan Jepang, Okinawa.(*)