JAMBIKORAN.COM - Hamas telah mengangkat Yahya Sinwar sebagai kepala politik baru, menggantikan Ismail Haniyeh yang tewas dalam serangan yang diduga dilakukan oleh Israel di Teheran minggu lalu.
Pengumuman ini disampaikan oleh kelompok Palestina tersebut pada Selasa, 6 Agustus 2024.
Sinwar, yang dianggap sebagai salah satu otak di balik serangan terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, kini akan memimpin Hamas di tengah ketidakpastian di seluruh wilayah dari tempat yang tidak diketahui di Gaza.
Sinwar, yang lahir di Khan Younis pada tahun 1962, dikenal sebagai salah satu pemimpin Hamas yang paling keras. Dia beberapa kali ditangkap oleh Israel pada awal 1980-an karena aktivitas anti-pendudukan dan turut mendirikan Brigade Qassam, sayap militer Hamas.
Dia ditahan oleh Israel pada tahun 1988 dan dijatuhi hukuman empat kali seumur hidup karena terlibat dalam penculikan dan pembunuhan dua tentara Israel dan empat warga Palestina yang dianggap mata-mata.
Setelah 23 tahun di penjara, dia dibebaskan dalam pertukaran tahanan tahun 2011.
Sejak itu, Sinwar naik pangkat di Hamas, menjadi anggota biro politik dan berperan dalam koordinasi dengan Brigade Qassam.
Pada tahun 2017, Sinwar menjadi kepala Hamas di Gaza, menggantikan Haniyeh yang terpilih sebagai ketua biro politik.
Meskipun berbeda dengan Haniyeh yang sering tampil publik, Sinwar tetap menjadi sosok penting, terutama dalam peran politik dan militer selama konflik dengan Israel.
Sinwar, yang pada 2015 dilabeli oleh AS sebagai "teroris global yang ditunjuk secara khusus," telah menyatakan bahwa meskipun rakyat Palestina tidak menginginkan perang, mereka tidak akan menyerah.
Dia menegaskan bahwa mereka telah mencoba perlawanan damai, tetapi dunia hanya menyaksikan tanpa mengambil tindakan untuk menghentikan pendudukan.