Pikul Bayar

Minggu 11 Aug 2024 - 18:22 WIB
Reporter : dahlan iskan
Editor : Rizal Zebua

Berarti kata ''liong'' juga tidak tepat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai ''naga''. 

BACA JUGA:Kerusuhan Meluas di Inggris, 779 Orang Ditangkap dan Ratusan Didakwa

BACA JUGA:Empat Episode Baru 'The Simpsons' Akan Tayang Eksklusif di Disney+, Termasuk Spesial Natal dan Halloween

Mungkin seperti kata ''amuk'' dalam bahasa Jawa. Tidak dikenal dalam term bahasa Inggris. Maka ''amuk'' dalam bahasa Inggris menjadi ''amok''. 

Agar bisa sekalian berolah raga maka saya putuskan: ketika liong lagi in action, saya tetap lari-lari kecil di tempat. Sambil dua tangan tetap memegang penarik tandu berisi abu kelenteng Tay Kak Sie. 

Berhasil. Bisa sedikit berkeringat. Sejak itu, sejak arak-arakan masih di Jalan Wotgandul, saya putuskan untuk menarik tandu dengan lari kecil. Bukan jalan kaki. 

Anggap saja ini Green Force Run sejauh lima kilometer seperti yang saya ikuti di Surabaya sebulan sebelumnya. 

BACA JUGA:Manchester City Taklukkan Manchester United Lewat Adu Penalti, Raih Gelar Community Shield 2024

BACA JUGA:Gol Tunggal Mallory Swanson Antar AS Raih Emas Kelima di Sepak Bola Putri Olimpiade 2024

Di Jalan Wotgandul ini banyak kuliner. Masih disambung sampai ke Jalan Cemawis. Kopi Dharma yang legendaris itu ada di Jalan ini. 

Kenapa arak-arakan ulang tahun kedatangan Cheng Ho dilakukan dari Kelenteng Besar Tay Kak Sie di Jalan Lombok ke Kelenteng Agung Sam Poo Kong? 

Dua kelenteng itu punya hubungan khusus. Kelenteng Tay Kak Sie awalnya dibangun sebagai protes. warga Tionghoa Semarang marah atas putusan di zaman Belanda bahwa untuk masuk ke Sam Poo Kong harus membayar. 

Maka mereka membangun kelenteng sendiri di Jalan Lombok. Dibuatlah dewa baru Cheng Ho. Didatangkan dari Tiongkok. Lebih 200 tahun lalu. 

BACA JUGA:10+ Manfaat Makan Buah Tomat Setiap Hari untuk Kesehatan Tubuh

BACA JUGA:OJK Rilis Aturan Baru untuk Pelaporan Obligasi Daerah dan Sukuk, Buka Peluang Pembiayaan Baru bagi Pemda

Ketika keadaan sudah berubah jadilah ada dua kelenteng yang sama-sama memuja dewa Cheng Ho. Mereka pun meyakini yang lebih ''sakti'' adalah kelenteng Sam Poo Kong. Maka agar kesaktian dua kelenteng itu setara, dewa Cheng Ho yang di Jalan Lombok harus dibawa ke Sam Poo Kong. Setahun sekali. Istilah mereka untuk dilakukan ''charging spiritual'' di situ. 

Kategori :

Terkait

Minggu 11 Aug 2024 - 18:22 WIB

Pikul Bayar

Jumat 09 Aug 2024 - 17:44 WIB

Pikul Lumpia