JAMBI - SKK Migas dan PetroChina International Jabung Ltd melaksanakan kegiatan health talk, dengan judul workshop penanganan gigitan hewan berbisa, dan keracunan tumbuhan di tempat kerja.
Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Sabtu, 10 Agustus 2024, bertempat di lantai 3 hotel BW Luxury, mulai pukul 08.30 WIB sampai dengan selesai.
Health Talk digelar bertujuan untuk memberikan pencerahan dan edukasi kepada para peserta workshop terkait penanganan gigitan hewan berbisa, dan keracunan tumbuhan di tempat kerja.
Dalam kegiatan health talk tersebut materi disampaikan oleh narasumber, yakni Dr. dr. Tri Maharani, M. Si, Sp. Em, yang merupakan seorang ahli toksinologi/ahli gigitan ular berbisa dan hewan berbisa lainnya.
Kegiatan workshop tersebut diberikan kepada sekitar 60 orang peserta dari instansi atau stakeholder terkait, seperti Dinas kesehatan, Palang merah Indonesia, Dinas Pemadam Kebakaran, dan komunitas penyelamat ular.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, PMI Provinsi Jambi, Dinas Kesehatan Tanjung Jabung Timur, Dinas Kesehatan Tanjung Jabung Barat, Puskesmas Simpang Pandan Tanjung Jabung Timur, Puskesmas Sukorejo Tanjung Jabung Barat, Dinas Damkar Tanjung Jabung Timur, Dinas Damkar Tanjung Jabung Barat, dan Komunitas Penyelamat Ular.
Field Manager PetroChina, Rudy Hermawan, dikesempatan ini memberikan sambutan lewat telekonfrens. Rudy Hermawan mengatakan, Indonesia termasuk Negara tropis yang mempunyai kasus gigitan ular cukup tinggi.
Wilayah operasi PetroChina International Jabung Ltd (PCJL) terletak di Tanjab Timur dan Tanjab Barat. Secara garis besar area dikelilingi oleh hutan, kebun warga dan rawa-rawa, sungai dan anak sungai, terdapat bahaya biologi yang perlu diidentifikasi dan dikendalikan, agar tidak membahayakan bagi pekerja PCJL, ungkap Rudy Hermawan.
Ditegaskan Rudy, beberapa bahaya biologi yang berpotensi jadi masalah, bahkan ancaman serius bagi lingkungan kerja maupun pekerja PCJL itu sendiri, adalah ular berbisa yang kemungkinan sangat menggangu para kerja PCJL .
“Karena itu perlu dilakukan upaya promotif dan prementif, untuk menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, aman, sehingga tidak terjadi kejadian kasus gigitan ular berbisa atau hewan berbisa lainnya, mengakibatkan kecelakaan, kecacatan hingga kematian,” ujar Rudy.
Sementara Andi Gustawan, HSE Superintendent, perwakilan dari PetroChina, saat diwawancarai pada Sabtu, 10 Agustus 2024, mengatakan bahwa PetroChina mengadakan kegiatan health talk dan workshop tersebut, dengan mengundang stakeholder terkait.
“PetroChina mengadakan kegiatan ini dengan mengundang stakeholder dari Dinas Kesehatan, PMI, Dinas Pemadam Kebakaran, dan Komunitas Penyelamat Ular,” kata dia.
Andi berharap, dengan dilaksanakannya kegiatan tersebut, dapat terus menjalin sinergitas antara Pemerintah dan PetroChina, dan turut membantu memberikan edukasi dengan masyarakat sekitar, terkait dengan penanganan gigitan hewan berbisa, dan keracunan tumbuhan di tempat kerja.
“Dengan adanya kegiatan ini kita berharap sinergi antara pemerintah dengan PetroChina bisa terus terjaga, karena memang kita hidup di seputaran Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur, kegiatan ini tidak untuk karyawan PetroChina saja, tapi masyarakat sekitar juga bisa terbantu dengan kegiatan-kegiatan kita,” sebutnya.
Selain itu, Dr. dr. Tri Maharani, M. Si, Sp. Em, yang merupakan seorang ahli toksinologi/ahli gigitan ular berbisa dan hewan berbisa lainnya, saat diwawancarai awak media mengatakan bahwa, Jambi adalah salah satu daerah yang kasus gigitan ular yang mendominasi adalah king cobra, kobra, dan weling, yang menimbulkan vatalitas kematian.