Agustus, Kerinci Masih Inflasi Jambi di 10 Besar Inflasi Tertinggi di Indonesia

Senin 02 Sep 2024 - 20:26 WIB
Reporter : Jennifer Agustia
Editor : Rizal Zebua

JAMBI – Provinsi  Jambi, kembali masuk dalam 10 bersa angka inflasi tertinggi di Indonesia.


Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi, Agus Sudibyo mengatakan, inflasi bulan ke bulan, Provinsi Jambi berada di angka -0,01 atau mengalami deflasi di angka 0,01.

BACA JUGA:Tegaskan Larangan Lewat Jalan Umum Soal Mobilisasi Angkutan Batu Bara
Namun, secara hitungan tahun ke tahun (Yoy) Provinsi Jambi mengalami inflasi di angka 2,50 pada bulan Agustus lalu.
Dia mengatakan, deflasi bulan Agustus yang dialami oleh Provinsi Jambi, tidak lebih dalam dibandingkan dengan deflasi bulan Juli, sebesar 0,08.

BACA JUGA:Kunjungan Paus Fransiskus Kehormatan bagi Indonesia
“Tapi secara umum, terjadi penurunan harga sejumlah komoditi, meskipun penurunannya tidak sebesar bulan Juli lalu,” katanya.
Dia mengatakan, penyumbang deflasi terbesar adalah turunnya harga beras, kentang, dan cabai merah di tiga lokus penghitungan inflasi di Provinsi Jambi, yakni Kota Jambi. Muarabungo, dan Kerinci.


“Kalau kita lihat beras turun harga, cabe merah juga turun. Penurunan harga terbesar ada di bawang merah, yakni dari awalnya Rp 29 ribu sekarang jadi Rp 22 ribu. Kalau kita lihat di Muarabungo, bawang merah dari Rp 29 ribu menjadi Rp 19 ribu. Di Kota Jambi, dari Rp 28 ribu menjadi Rp 21 ribu. Komoditas inilah yang memiliki andil besar pada deflasi di Provinsi Jambi,” katanya.


Namun, jika dilihat angka inflasi masing-masing daerah dari tiga lokus itu, Kerinci masih mengalami inflasi yang cukup tinggi, di angka 3,86 secara year on year.


Kemudian Muarabungo secara year on year, inflasinya berada di angka 3,00, Kota Jambi di angka 2,05.


“Secara umum di Provinsi Jambi, inflasi year on year di angka 2,50. Kita kembali berada di 10 besar inflasi tertinggi di Indonesia, salah satunya faktornya karena inflasi di Kerinci,” katanya.

BACA JUGA:Kerinci Segera Buka Seleksi PPPK
Bahkan angka inflasi Kerinci 3,86 itu, lanjut Agus, lebih tinggi dari ambang batas normal yakni 3,50.


“Inflasi Kerinci itu tinggi, karena harga beras di Kerinci naik dari Rp 11.856 menjadi Rp 12.957. Sementara di daerah lain, harga beras terjaga. Satu-satunya daerah yang inflasi di Jambi, adalah Kerinci,” katanya.


Pihaknya mengatakan, akan berkoordinasi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jambi, untuk mengawal harga komoditi tersebut.


Ditanya mengenai harga beras tinggi di Kerinci, sementara Kerinci adalah penghasil beras, Agus mengatakan, kemungkinan karena sebagian besar beras Kerinci dijual ke daerah lain, seperti Bengkulu dan Sumatera Barat.


“Karena di dua daerah itu, harga beras lebih tinggi. Kerinci harga beras Rp  12 ribu, sementara di Sumbar Rp 15 ribu sampai Rp 17 ribu. PR ke depan, bagaimana kita mengawal supaya ketersediaan beras di Kerinci cukup, sehingga harga stabil,” pungkasnya. (enn/zen)

Kategori :