Pers Bukan Hanya Pengawas, Tapi Penentu Arah Bangsa

JAMBI – Meski di tengah perkembangan teknologi, peran soerang jurnalis, di masa kini tetap tak tergantikan.

Tak hanya penyampai informasi. Namun juga, seorang jurnalis sebagai penjaga nurani publik, pengawas kekuasaan hingga penggerak perubahan sosial.

Meski begitu, tak dipungkiri. Dalam membangun bangsa yang merdeka, kehadiran jurnalis adalah pondasi penting yang kerap luput dari sorotan.

Seperti diungkapkan Irwansyah, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Jambi, menyebut jurnalis adalah “mata dan telinga rakyat” yang menjalankan tugas konstitusional tanpa senjata, namun dengan keberanian dan integritas.

BACA JUGA:Perkara Hukum hingga Keuangan Akibat Narkoba

BACA JUGA:DPRD Muaro Jambi Setujui 4 Ranperda Menjadi Perda

“Jurnalis itu berjuang di medan yang tak kasat mata. Mereka membawa suara masyarakat ke ruang kebijakan, membuka ketimpangan, dan menghadirkan kebenaran. Itu adalah bentuk kemerdekaan yang sesungguhnya,” ujar Irwansyah kepada wartawan, Minggu (4/8).

Menurutnya, di era digital, jurnalis tak hanya menghadapi ancaman fisik, tapi juga terjangan disinformasi, polarisasi opini, hingga tekanan dari kepentingan politik maupun bisnis.

Namun, di balik segala risiko tersebut, banyak jurnalis di pelosok negeri yang tetap setia menulis realitas sosial dengan jujur.

Mereka meliput isu kemiskinan, pendidikan, lingkungan, hingga ketimpangan ekonomi—tema-tema yang jarang viral, tapi vital bagi pembangunan.

Jurnalis, dalam banyak peristiwa sejarah Indonesia, selalu menjadi bagian dari perubahan. Dari detik-detik proklamasi, reformasi 1998, hingga bencana nasional—peran media dan wartawan sebagai pengingat kolektif bangsa sangat menonjol.

Sementara itu, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Nurdin Hamzah, Yusnaini S.E., M.I.Kom mengatakan, peran jurnalis dalam pembangunan bangsa tidak bisa dipandang sebelah mata.

Lebih dari sekadar menyampaikan informasi, jurnalis berfungsi sebagai agen perubahan sosial yang dapat memengaruhi cara pandang masyarakat terhadap isu-isu besar bangsa, mulai dari politik, ekonomi, hingga budaya.

"Jurnalis memiliki peran yang sangat strategis dalam membangun bangsa. Dari perspektif ilmu komunikasi, media tidak hanya menjadi saluran informasi, tetapi juga sarana untuk membentuk kesadaran kolektif masyarakat," ujar Yusnaini, yang juga mahasiswa program doktoral Ilmu Komunikasi Universitas Sahid, Jakarta.