Pemberian ASI Bissa Kurangi Risiko Kanker Payudara pada Ibu

Kamis 17 Oct 2024 - 08:00 WIB
Reporter : Surya Elviza
Editor : Surya Elviza

JAKARTA,JAMBIKORAN.COM - Dokter spesialis bedah konsultan onkologi dari Universitas Indonesia Dr. dr. Diani Kartini Sp.B Subsp Onk (K) mengatakan pemberian ASI eksklusif selama 2 tahun dapat mengurangi risiko terjadinya kanker payudara.

“Orang yang tidak menyusui, tidak ada anak, itu merupakan faktor risiko untuk terjadi kanker payudara, minimal memang pemberian ASI 2 tahun itu yang ASI eksklusif,” kata Diani dalam diskusi daring mengenai tumor payudara yang diikuti di Jakarta, Rabu.

Dokter yang juga praktik di RS Cipto Mangunkusumo ini mengatakan ibu yang tidak bisa menyusui anaknya secara langsung atau yang tidak menikah dan tidak memiliki anak, memiliki risiko yang lebih besar terhadap kanker payudara dibandingkan yang menyusui. 

Hal itu merupakan faktor risiko yang tidak bisa dicegah selain faktor genetik, usia, dan jenis kelamin. Namun Diani mengatakan hal tersebut bisa diminimalkan dengan melakukan pola hidup sehat yang bisa mengendalikan faktor risiko.

 BACA JUGA:Sinsen Ajak Siswa dan Guru SMK Berkompetisi di Dunia Otomotif Satu Hati Raih Prestasi

BACA JUGA: Sudirman Buka Sosialisasi di RSUD, Pendampingan Implementasi Luar Negeri Maksimalkan Pelayanan Masyarakat

“Misalnya seperti pola makan, kemudian lifestyle itu yang bisa kita kendalikan. Tapi kalau tidak punya anak, kemudian usia, jenis kelamin, faktor keturunan itu faktor risiko yang kita tidak bisa kendalikan,” katanya.

Sementara itu, Diani mengatakan benjolan juga bisa muncul setelah selesai memberikan ASI eksklusif. Ia mengatakan hal itu bisa dikaitkan dengan ASI yang menggumpal atau potensi adanya suatu tumor.

Ia menyarankan untuk selalu memeriksa keadaan payudara meskipun dalam masa hamil maupun saat masa menyusui dengan meraba. Jika ditemukan benjolan namun bergerak-gerak saat dipegang, kemungkinan termasuk tumor jinak.

Namun jika diraba benjolan tidak bergerak-gerak, dia menyarankan untuk memeriksakan diri ke dokter karena dikhawatirkan sebagai tanda kanker payudara. 

“Makanya harus ada pemeriksaan tambahan yaitu pemeriksaan penunjang, USG, mamografi dan sebagainya,” ujar Diani. 

BACA JUGA:Maulana-Diza Usung Program Unggulan Kampung Terang

BACA JUGA: Ditemukan 4 Video Asusila Berbeda, Mahasiswa di Jambi ‘Garap’ Rekan Sendiri

Selain benjolan, tanda lain kanker payudara yang perlu diwaspadai adalah puting yang tertarik ke dalam atau kulit di area payudara berkerut seperti kulit jeruk. Sementara tanda menuju keganasan yakni nyeri pada tulang belakang, sesak nafas, dan batuk. (*)

 

Kategori :