FEB Provinsi Jambi, Strategi Penguatan Hilirisasi Pangan Berbasis Industri Padat Karya yang Berdaya Saing

Selasa 22 Oct 2024 - 14:38 WIB
Reporter : Surya Elviza
Editor : Surya Elviza

JAMBI,JAMBIKORAN.COM - Pada Jumat, 18 Oktober 2024, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi (KPw BI Provinsi Jambi) menyelenggarakan agenda “Forum Ekonomi dan Bisnis (FEB) Provinsi Jambi Triwulan III 2024.”

Kegiatan ini ditujukan dalam rangka mendiseminasikan Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) periode Agustus 2024 dan hasil Kajian Ekonomi Keuangan Daerah (KEKD) periode Oktober 2024 kepada stakeholders.

 Sebagaimana tema yang ditetapkan yaitu “Strategi Penguatan Hilirisasi Pangan Berbasis Industri Padat Karya yang Bernilai Tambah dan Berdaya Saing”, agenda FEB juga ditujukan untuk mendiskusikan strategi penguatan hilirisasi pangan sebagai upaya menciptakan nilai tambah komoditas lokal dan memperluas daya beli masyarakat, dan mengurangi ketimpangan ekonomi antarwilayah di Provinsi Jambi.

Keseluruhan agenda mencakup paparan dari Kepala Kantor Perwakilan Provinsi Jambi, Bapak Warsono terkait Laporan Perekonomian Provinsi Jambi Periode Agustus 2024 yang memuat informasi mengenai perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Keuangan Daerah, Inflasi, Indikator Perbankan, Indikator Sistem Pembayaran dan PUR, Indikator Sosial dan Kemiskinan, serta Outlook Perekonomian Provinsi Jambi untuk periode Triwulan II 2024. 

BACA JUGA:Pesona Hutan Kota Muhammad Sabki: Wisata Edukasi dan Rekreasi Keluarga di Jambi

BACA JUGA:Gibran Rakabuming Raka Tinjau Program Makan Bergizi Gratis di SDN 03 Menteng

Selain itu, sesi dilanjutkan dengan paparan dari Agus Sunaryo, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda)

Provinsi Jambi mengenai “Potensi, Arah Pengembangan dan Tantangan Hilirisasi Pangan di Provinsi Jambi” serta paparan dari Addion Nizori, S.TP., M.Sc., PhD,akademisi Fakultas Pertanian Universitas Jambi mengenai “Optimalisasi Hilirisasi Pangan di Provinsi Jambi: Potensi Sektor, Inovasi Teknologi dan Kesiapan Stakeholder untuk Meningkatkan Nilai Tambah Komoditas.”

Sesi dibuka oleh penyampaian diseminasi LPP Jambi Periode Agustus 2024 oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Bapak Warsono, yang mencakup informasibahwa pada Triwulan II 2024, PDRB Provinsi Jambi tercatat tumbuh sebesar 4,15% (yoy), terakselerasi dibandingkan Triwulan I 2024 yang tercatat tumbuh sebesar 3,85% (yoy) didorong oleh pulihnya LU Pertanian pasca bencana banjir yang melanda pada periode sebelumnya serta dibukanya kembali jalur angkutan batu bara via darat.

Lebih lanjut,  Warsono menyampaikan bahwa secara bulanan, IHK Provinsi Jambi pada bulan September 2024 tercatat mengalami deflasi sebesar -0,17% (mtm), dan secara tahunan tercatat mengalami inflasi sebesar 1,95% (yoy) serta berada dalam rentang sasaran inflasi.

Terkait keuangan daerah,  Warsono menyampaikan bahwa pagu pendapatan Pemerintah Provinsi Jambi Tahun 2024 menurun sebesar 4,97% (yoy) dibandingkan pagu 2023; serta komponen pagu belanja daerah Provinsi Jambi terpantau menurun sebesar 5,87% (yoy) dibandingkan pagu 2023. 

BACA JUGA:Waspadai! 5 Bagian Ayam yang Berpotensi Meningkatkan Risiko Kanker Payudara

BACA JUGA: Plt Bupati Sampaikan Harapan, Dalam Puncak Hari Jadi Tanjab Timur ke 25

Pada aspek indikator perbankan,pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) Provinsi Jambi tumbuh sebesar 2,42% (yoy) atau mencapai Rp44,50 triliun yang disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan pada giro sebesar 10,96% (yoy) dan tabungan sebesar 4,99% (yoy); serta pertumbuhan kredit korporasi di Provinsi Jambi pada Triwulan II 2024 tumbuh sebesar 23,70% (yoy).

Pada aspek SP dan PUR, perkembangan sistem pembayaran nontunai di Provinsi Jambi menunjukkan pertumbuhan yang positif, tercermin dari jumlah merchant QRIS di Provinsi Jambi tercatat sebanyak 321,17 Ribu atau tercatat meningkat sebesar 30,17% (yoy); jumlah pengguna QRIS di Provinsi Jambi mencapai 538,72 Ribu atau tercatat meningkat sebesar 37,73% (yoy); serta serapan program Bansos non tunai (sembako) yang telah diserap oleh 165,06 Ribu Keluarga Penerima Manfaat atau terealisasi 96,30% dari target penyaluran Bansos. Lebih lanjut, pada sub-aspek perkembangan transaksi tunai, jumlah aliran uang masuk dan keluar pada Triwulan II 2024 masing-masingsebesar Rp2,05 Triliun dan Rp2,73 Triliun sehingga menghasilkan net outflows sebesar Rp685,96 Miliar.

Kategori :