Anak Pungut

Selasa 21 Jan 2025 - 21:31 WIB
Reporter : Dahlan Iskan
Editor : Dahlan Iskan

 

 

 

Mudrick benar-benar merajai perpolitikan Solo. Ia jadi tokoh besar PPP. Ia jadi simbol sukses PPP di Solo.

 

 

 

Rupanya banyak pendukung Mega di Solo mencoblos dengan tutup mata: tepat di bintang. Di zaman akhir Orde Baru itu hanya ada tiga partai yang ikut Pemilu: PPP, Golkar, dan PDI (tanpa P).

 

 

 

Nama Mudrick top di atas top. Tapi ia tidak jadi apa-apa. Tetap jadi pribadi Mudrick. Yang mencintai bisnis batik, cinta barang antik, dan hobi berburu. Ia dikenal sebagai penembak jitu.

 

 

 

Yang ditembak bukan banteng, tapi celeng. Ia tahu di mana ladang berburu yang banyak babi hutannya. Hasil buruannya itu diserahkan ke penduduk sekitar hutan.

 

 

 

"Saat menyerahkan hasil buruan Pak Mudrick selalu mengingatkan ke mereka bahwa itu binatang haram. Risiko ambil sendiri," ujar Boyamin. Biasanya Mudrick berburu di sekitar Wonogiri-Pacitan.

 

 

 

Yang mengesankan dari perilaku politik Mudrick, kata Boyamin, adalah kemurnian perjuangannya. Mudrick melarang calon-calon anggota DPRD diganggu. Partai tidak boleh minta uang dari caleg. Mereka sudah berjuang untuk partai kok masih dimintai uang.

 

 

 

Ketika Orde Baru jatuh, Mudrick juga tidak jadi apa-apa. Jabatannya di pengurus partai juga begitu-begitu saja. Ia tidak mau ketika diminta jadi caleg DPR Pusat. Juga tidak mau diminta jadi pengurus di DPP partai.

 

 

 

Ketika Jokowi terpilih kali pertama sebagai wali kota Solo, Mudrick diangkat sebagai semacam penasihat wali kota.

Tags :
Kategori :

Terkait