Anak Pungut

Selasa 21 Jan 2025 - 21:31 WIB
Reporter : Dahlan Iskan
Editor : Dahlan Iskan

 

"Bukan anak angkat?”

 

 

 

"Saya pilih istilah anak pungut. Beliaulah yang memungut saya dari pinggir jalan," seloroh Boyamin.

 

 

 

"Pinggir jalan" yang dimaksud adalah jalan rute demo-demo mahasiswa di Solo.

 

Ketika Boyamin kuliah di Universitas Muhammadiyah Solo, Mudrick sudah menjadi tokoh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Solo. Bukan ketua tapi lebih wibawa dari ketua.

 

 

 

Mudrick orang kaya. Mapan. Independen. Punya bisnis batik yang saat itu lagi jaya-jayanya. Juga punya bisnis barang antik yang sangat bernilai tinggi.

 

 

 

Saat itulah Mudrick minta agar PPP Solo merekrut anak-anak muda. Mahasiswa. Harus banyak anak muda jadi calon anggota DPRD dari PPP.

 

 

 

Salah satunya Boyamin yang saat itu masih mahasiswa hukum semester lima.

 

 

 

Tentu banyak tokoh PPP yang protes. Mereka takut tergeser dari kursi DPRD. Apalagi orang seperti Boyamin ditempatkan di ''nomor jadi''. Yakni nomor urut empat. Pasti jadi. Sebelum itu saja PPP sudah punya enam kursi.

 

 

 

Mudrick tahu Boyamin sering ikut demo mahasiswa. Anti Orde Baru. Anti Soeharto. Cocok dengan sikapnya sendiri.

Tags :
Kategori :

Terkait