khotimah.
Setelah mereka menjadi anaknya Danantara tentu gerak menjadi lebih luwes. Termasuk luwes dalam menutup atau menjualnya. Killing softly.
Maka hura-hura menyambut kelahiran bayi Danantara jangan lama-lama. Banyak pekerjaan administrasi yang ruwet yang harus dibereskan.
Saya percaya dengan Danantara akan lebih baik dibanding saat masih BUMN. Jalan untuk bisa tumbuh 7 persen tidak banyak. Apalagi harus 8 persen seperti yang ditargetkan Presiden Prabowo.
Danantara, seperti yang saya sampaikan di video dari Ethiopia kemarin, bisa jadi sepatu baru. Sepatu lari yang andal. Agar kita bisa lari lebih kencang. Jangan sampai dikejar negara seperti Ethiopia.
Tinggal bagaimana menjaga agar sepatunya tidak jebol di saat start.
Jelas, setelah akta kelahiran bayi Danantara ditanda tangani Presiden Prabowo Subianto Senin lalu, belum bisa sekalian dikeluarkan akta kematian BUMN. Prosesnya masih akan rumit dan panjang. Perlu kerja sangat keras. Juga ikhlas. Tidak boleh ada moral hazard dalam proses itu.
Mungkin setahun lagi mayat BUMN baru bisa benar-benar dikuburkan. Atau dua tahun lagi. Saat itulah memang "doa kubur" baru bisa diucapkan.