JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana Republik Indonesia (BNPB RI) menyebut, evakuasi korban banjir di Jakarta dan sekitarnya merupakan kolaborasi dengan banyak pihak.
"Dalam pencarian penyelamatan korban banjir, operasi kami laksanakan dengan kolaborasi semua pihak, bekerja sama," kata Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Rustian di Kantor Lurah Kampung Melayu, Jakarta Timur, Kamis.
Kolaborasi dalam penyelamatan dan evakuasi korban banjir ini terdiri dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, TNI/Polri, para akademisi, pakar dan dorongan dari dunia usaha maupun komunitas lembaga swadaya masyarakat (LSM).
"Bagaimanapun di dalam pelaksanaan bencana ini, kalau tidak ada dorongan dunia usaha juga tidak bisa dan juga komunitas LSM baik terdaftar atau tidak, itu semua berkolaborasi," ujar Rustian.
BACA JUGA:Cara Memilih Lipstik, Tidak Membuat Bibir Kering saat Puasa Ramadan
BACA JUGA:Amalan Sunnah Rasulullah di Bulan Ramadan
Rustian juga menyampaikan terima kasih atas waktu dan kehadiran Wakil Ketua DPR RI Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) Cucun Ahmad Syamsurijal.
Rustian menyebut bahwa banjir di Jabodetabek sejak Selasa 4 Maret 2025 ini menjadi siklus lima tahunan.
BNPB juga terus melakukan teknologi modifikasi cuaca untuk meminimalisir hujan lebat di wilayah setempat.
"Kami, selain doa warga terdampak banjir, juga melakukan teknologi modifikasi cuaca. Ini yang membantu kita. Kalau tidak ada, menurut BMKG ini memang cuacanya ekstrem untuk hujan sedang dan lebat. Jadi, secara keilmuan, kita usahakan hujan jatuh ke laut," jelas Rustian.
Meskipun sulit untuk menyelamatkan harta dan benda, BNPB RI bersyukur setidaknya bisa meminimalisir korban jiwa akibat banjir yang melanda.
"Berikutnya, memang harta benda sulit diselamatkan tapi korban bisa diminimalisir. Kampung Melayu sudah surut. Jadi, tinggal pasca bencana Insyaallah, semua berkolaborasi membantu warga," ucap Rustian. (*)