Tradisi Sebelum Perayaan Paskah dari Berbagai Belahan Dunia

Selasa 15 Apr 2025 - 18:52 WIB
Reporter : Rizal Zebua
Editor : Rizal Zebua

Berbagai negara di dunia memiliki tradisinya sendiri untuk menyambut perayaan paskah. Semua memiliki ciri khas sesuai dengan daerah dan kebudayaan masing-masing.  

Ada yang merayakan dengan prosesi berjalan tanpa alas kaki di jalan berbatu sambil memikul salib kayu. Ada juga yang merayakan dengan anak-anak yang bermain sambil memukul-mukul pot tanah liat hingga pecah. Tapi semua ini punya satu kesamaan, yakni memaknai penderitaan, penantian, dan pengorbanan Yesus Kristus sang juru selamat.  

Paskah dalam iman Kristen dan Katolik bukan hanya tentang kebangkitan Kristus. Tetapi juga tentang bagaimana seseorang menapaki jalan sunyi menuju kebangkitan itu. Jalan salibnya dimulai jauh hari, dalam masa yang disebut Pra-Paskah atau Lent. 

Setiap negara punya cara berbeda dalam menyambut Paskah. Ada yang penuh hening, ada yang riuh warna. Berikut ini lima tradisi pra-Paskah dari seluruh dunia yang tidak hanya unik, tapi juga kaya makna. 

BACA JUGA:Gaya Hidup Gen Z yang Lebih Bijak

BACA JUGA:Frugal Living, Gaya Hidup Hemat atau Pelit?

1. Semana Santa – Spanyol

Jika ingin melihat bagaimana kemegahan dan kesakralan bisa berpadu dalam satu panggung besar, datanglah ke Sevilla saat Semana Santa. Dalam bahasa Spanyol, itu berarti “Pekan Suci”. Tapi bagi warga Spanyol, ini bukan sekadar pekan hening—melainkan pementasan spiritual yang menyentuh jiwa. 

Sejak abad ke-16, masyarakat Katolik di Spanyol menggelar prosesi besar selama seminggu penuh menjelang Paskah. Mereka mengenakan pakaian tradisional yang disebut nazarenos—berjubah panjang, bertudung tinggi seperti kerucut. Mereka berbaris dalam diam, membawa lilin, salib, dan patung Yesus serta Maria yang diletakkan di atas tandu raksasa, disebut pasos. 

Ratusan orang turut serta. Bahkan ada yang bertelanjang kaki, sebagai bentuk tobat atau syukur. Di tengah gemerlap kota tua Sevilla, langkah mereka seperti detak waktu menuju Jumat Agung. 

2. Mardi Gras – New Orleans, Amerika Serikat

Kalau Spanyol menghadapinya dengan khidmat, warga New Orleans memilih cara yang lebih riuh: berpesta sebelum berpantang. 

Mardi Gras, yang dalam bahasa Prancis berarti “Selasa Gemuk”, adalah hari terakhir sebelum masa Prapaskah dimulai. Ia dirayakan sehari sebelum Rabu Abu. Filosofinya sederhana: sebelum kita menjalani masa tobat dan puasa, mari rayakan hidup dan kebebasan. 

Di New Orleans, Mardi Gras adalah pesta besar tahunan. Ada parade, musik jazz jalanan, topeng warna-warni, dan kalung manik-manik yang dilempar dari atas kereta hias. Semua orang turun ke jalan, berdansa, tertawa, dan makan dengan bebas. 

Namun di balik keriuhan itu, Mardi Gras tetap berakar pada tradisi Kristen. Ia menjadi semacam penyorakan terakhir sebelum masa penuh penyangkalan dimulai. 

Kategori :