1. Jangan Menyalahkan Diri Sendiri
Penting untuk menyadari bahwa kekerasan seksual adalah sepenuhnya kesalahan pelaku, bukan korban. Tidak ada pembenaran atas tindakan tersebut. Korban berhak mendapatkan rasa aman, perlindungan, dan pemulihan.
Rasa bersalah atau malu adalah respons psikologis yang wajar namun bukan tanggung jawab korban untuk memikul beban tersebut.
2. Ceritakan pada Orang yang Dipercaya
Berbagi cerita dengan orang yang dapat dipercaya seperti teman, keluarga, guru, atau konselor dapat meringankan beban emosional dan membantu korban dalam menentukan langkah berikutnya.
Dukungan sosial terbukti menjadi faktor penting dalam proses pemulihan trauma.
3. Catat Detail Kejadian
Segera setelah kejadian, jika memungkinkan, tuliskan atau rekam secara pribadi kronologi kejadian. Sertakan informasi penting seperti waktu, lokasi, identitas pelaku, dan saksi.
Dokumentasi ini akan sangat berguna sebagai bukti jika korban memutuskan untuk melapor ke pihak berwenang.
4. Segera Cari Bantuan Profesional
Mendapatkan bantuan medis dan psikologis sedini mungkin sangat penting. Pemeriksaan kesehatan diperlukan untuk memastikan kondisi fisik korban sementara pendampingan psikologis membantu mengatasi trauma.
Saat ini banyak organisasi dan lembaga pemerintah yang menyediakan layanan pendampingan hukum dan konseling secara gratis.
5. Laporkan Kejadian
Korban memiliki hak untuk melaporkan kejadian kepada aparat penegak hukum seperti kepolisian atau lembaga perlindungan perempuan dan anak.
Pelaporan bukan hanya langkah menuju keadilan tetapi juga cara melindungi korban lain dari potensi kekerasan serupa di masa depan.
6. Jaga Privasi dan Keamanan Diri