PAPUABARAT - Dalam sebuah oprerasi pada Sabtu 10 Mei, pimpinan OPM tewas di Puncak Papua. Adapun operasi yang dilakukan oleh Satgas gabungan TNI berhasil melumpuhkan salah satu tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang bernama Nekison Enumbi alias Bumi Walo Enumbi.
Nekison Enumbi tewas di Distrik Ilamburawi, Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah.
Dansatgas Media Koops TNI Habema, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono menyampaikan bahwa keberhasilan ini merupakan bentuk nyata dari komitmen TNI untuk menjaga stabilitas keamanan dan melindungi masyarakat Papua dari ancaman teror bersenjata.
Bumi Walo dikenal sebagai pimpinan OPM wilayah Yambi dan selama ini menjadi buronan karena keterlibatannya dalam serangkaian aksi teror bersenjata di wilayah Papua Tengah.
BACA JUGA:Angkutan Batu Bara Dihentikan Sementara, Mulai 13 sampai 21 Mei 2025
BACA JUGA:Jonathan Frizzy Sulit Berjalan Saat Jalani Wajib Lapor
Dalam operasi tersebut, Bumi Walo sempat melakukan perlawanan, namun akhirnya tewas di lokasi. Setelah melakukan operasi tersebut, pihak Satgas TNI juga mengamankan sejumlah barang bukti.
Adapun bukti yang berhasil menyita tiga butir munisi kaliber 9 mm, satu selongsong peluru kaliber 5,56 mm, dua buah kapak, enam buah parang dan dua unit alat komunikasi HT.
Tidak hanya itu, dalam kesempatan itu juga diamankan tiga buah sarung pistol, dua unit handphone GSM, satu unit handphone Android, empat buah busur panah, dan 90 anak panah.
Bumi Walo sebelumnya telah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Polres Puncak Jaya dengan nomor DPO/S-34/01/IV/2024/RESKRIM tertanggal 25 April 2024.
Adapun sepak terjang Bumi Walo mulai dari terlibat dalam sejumlah aksi penembakan yang mengakibatkan gugurnya aparat keamanan.
Selain itu juga insiden pada 21 Januari 2025 yang menewaskan anggota Polsek Puncak Jaya dan penembakan terhadap seorang purnawirawan Polri pada 7 April 2025.
Tidak hanya itu, Bumi Walo juga dikenal aktif melakukan kekerasan terhadap warga sipil, seperti penembakan yang menyebabkan tewasnya seorang tukang ojek pada 2024.
Pihak OPM juga melakukan serangkaian aksi teror lainnya, seperti pembakaran sekolah dan pembunuhan terhadap tenaga pendidik serta kesehatan di beberapa distrik.
“OPM tidak hanya menargetkan aparat keamanan, tetapi juga aktif meneror masyarakat sipil. Hal ini mengganggu stabilitas dan memperlambat pembangunan di Papua Tengah,” ujar Letkol Iwan.