Emotional baggage sering kali diibaratkan sebagai koper yang tidak kasat mata. Koper itu kita bawa sepanjang hidup.
Setiap trauma, luka batin, dan pengalaman menyakitkan yang belum terselesaikan menjadi barang bawaan. Terus menumpuk dan membebani perjalanan hidup seseorang.
Mengenal Emotional Baggage
Secara sederhana, emotional baggage merupakan kumpulan emosi negatif, trauma masa lalu, serta pola pikir dan perilaku yang terbentuk akibat pengalaman yang belum diproses secara sehat.
BACA JUGA:Perempuan, Tubuh, dan Beban Emosional: Siapa yang Menjaga Mereka?
BACA JUGA:Alami Patah Tulang Rusuk Saat Hadapi Port FC
Dalam konteks psikologis, istilah itu merujuk pada trauma yang belum terselesaikan (unprocessed trauma). Itu memengaruhi kesehatan mental, fisik, serta hubungan interpersonal seseorang.
Akar Permasalahan: Pemicu Emotional Baggage
Sebagian besar emotional baggage berasal dari pengalaman masa lalu yang bersifat menyakitkan dan tidak teratasi, seperti:
• Kekerasan verbal, fisik, atau emosional
• Pengabaian masa kecil
• Kehilangan orang terdekat secara mendadak
• Hubungan toksik
• Kegagalan besar dalam hidup
Mekanisme pertahanan yang terbentuk sejak masa kanak-kanak sering kali menjadi pola yang tidak sehat ketika dibawa ke masa dewasa.