Bangko – Kabupaten Merangin mendapatkan sejumlah bantuan strategis dari Menteri Pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman. Bantuan tersebut diberikan dalam rangkaian kegiatan Gerakan Percepatan Tanam Padi dan Rapat Koordinasi Swasembada Pangan Provinsi Jambi yang berlangsung di Kabupaten Kerinci pada, Rabu 23 Juli 2025.
Adapun dukungan yang diterima Merangin meliputi 20 unit traktor, alat dan mesin pertanian (Alsintan) lainnya, pembangunan jaringan irigasi, cetak sawah baru, serta bantuan bibit padi dan jagung.
Dalam sambutannya, Mentan RI menyampaikan apresiasi kepada kepala daerah yang hadir langsung pada kegiatan tersebut. Ia mencatat hanya lima kepala daerah yang datang, yakni Bupati Merangin, Bupati Sarolangun, Bupati Tebo, Walikota Sungaipenuh, dan Bupati Kerinci sebagai tuan rumah.
BACA JUGA:Satpol PP Tertibkan PKL, Sepanjang Jalan Depan RSUD Hanafie Muarabungo
BACA JUGA:Bahagia Bisa Dampingi Pelaku UMKM dari Nol, Lebih Dekat dengan Rita Erlina, Sekdis DPP Kota Jambi
“Saya minta Pak Gubernur memperhatikan hal ini. Kepala daerah yang hadir langsung agar mendapatkan bantuan lebih besar dibandingkan yang tidak hadir,” tegas Menteri Andi Amran Sulaiman.
Bupati Merangin, H.M. Syukur, menyambut baik bantuan tersebut dan mengucapkan terima kasih atas perhatian dari pemerintah pusat. Ia menyebut program yang diluncurkan Kementerian Pertanian sangat tepat, khususnya bagi Merangin yang memiliki sekitar 6.000 hektare lahan sawah aktif.
“Ini sangat mendukung visi kami untuk menjadikan Merangin sebagai lumbung beras terbesar di Jambi,” ujar H.M. Syukur.
Dalam kunjungannya ke Kerinci, Mentan mengumumkan alokasi dana sebesar Rp620 miliar untuk penguatan sektor pertanian di Jambi, dengan rincian Rp420 miliar untuk pengembangan sawah dan Rp200 miliar untuk pengadaan Alsintan. Selain itu, tersedia dana sebesar Rp260 miliar untuk pembangunan irigasi, serta bantuan pupuk dan bibit.
Tak hanya itu, Menteri Amran juga mewacanakan pengembangan Kabupaten Merangin dan Kerinci sebagai pusat budidaya gandum di Sumatera. Hal ini dinilai potensial karena kedua wilayah tersebut memiliki banyak lahan yang berada di ketinggian lebih dari 800 meter di atas permukaan laut, kondisi yang cocok untuk tanaman gandum. (*/ira)