Namun, semua berubah dalam dua tahun terakhir. Di tengah kejenuhan konsumen terhadap produk vegan olahan, tempe hadir sebagai alternatif yang lebih alami, bergizi, dan ekonomis.
BACA JUGA: Main Character Energy: Bisa Jadi Bumerang jika Salah Diterapkan
BACA JUGA:Prabowo Rapat 2 Jam Soal Keracunan MBG
Longton menilai kesuksesan tempe berasal dari kesederhanaannya yang alami, tidak melalui banyak proses, terjangkau, dan kaya gizi. Keaslian inilah yang membuatnya menonjol di pasar alternatif protein.
Manfaat Tempe
Tempe bukan hanya unggul dari segi rasa dan tekstur, tapi juga dari segi gizi. Dalam 100 gram tempe terkandung sekitar 20 gram protein dua pertiga dari kandungan protein dada ayam dengan ukuran serupa.
Bahkan, menurut Longton, tempe memiliki dua kali lipat protein dan enam kali lebih banyak serat dibanding tahu.
BACA JUGA:Gubernur Peringatkan SPPG, Terkait Temuan Ulat di Makanan MBG SMKN 2 Kota Jambi
BACA JUGA: Empat Tim Berebut Gelar Juara, Final Party Gubernur Cup Jambi 2025
Lebih dari itu, tempe juga mengandung isoflavon seperti genistein dan daidzin yang dipercaya bermanfaat bagi kesehatan otak, meredakan gejala menopause, dan bahkan berperan dalam pencegahan kanker.
Kandungan prebiotiknya juga mendukung kesehatan pencernaan, sementara proses fermentasinya membantu meningkatkan penyerapan mineral penting seperti zat besi, seng, dan kalsium.
Berikut adalah sejumlah manfaat tempe yang membuatnya dilirik sebagai superfood oleh masyarakat Eropa:
• Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
BACA JUGA: Santri Tewas Penuh Luka, Kemenag Siap Cabut Izin Ponpes Fathul Ulum Jika Terbukti Lalai
BACA JUGA:Serunya Nocturnity Riding Jilid II, Satukan Komunitas Honda Jambi
• Mencegah osteoporosis