Jakarta - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) mengungkapkan kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur bersifat strategis.
"Kita memang melihat IKN ini strategis, karena di belakang IKN ini filosofinya adalah terkait dengan pemerataan," ujar Ketua Umum HKTI Fadli Zon di Jakarta, Jumat.
BACA JUGA:Satu Anggota Brimob Gugur Akibat Tertembak KKB
BACA JUGA:Badan Geologi Temukan Potensi Litium dan Boron
Fadli juga mengatakan bahwa hal yang yang paling penting juga sebenarnya di wilayah Kalimantan sudah dimulai semacam food estate dan juga di beberapa wilayah lainnya.
Saat ini dibutuhkan ekstensifikasi selain juga intensifikasi pertanian, karena lahan pertanian untuk produksi semakin sempit. Oleh karena itu perlu ada food estate di berbagai tempat, tentu saja melalui suatu kajian dan penelitian yang mendalam tentang struktur tanah, struktur agronomi dari tanah tersebut.
"Saya kira kalau soal IKN itu sudah menjadi undang-undang dan saya kira penting terkait dengan pengembangan wilayah di Kalimantan serta wilayah-wilayah lainnya," kata Fadli.
Sebagai informasi, berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 63 Tahun 2022 tentang Perincian Rencana Induk Ibu Kota Nusantara menyatakan pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan merata akan diungkit dengan pembangunan Ibu Kota Nusantara sebagai superhub ekonomi, yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari upaya untuk transformasi ekonomi di Ibu Kota Nusantara dan Provinsi Kalimantan Timur serta Daerah Mitra di Pulau Kalimantan.
Superhub IKN Nusantara dapat diwujudkan melalui pengembangan sejumlah klaster ekonomi yang berdaya saing dan inovatif dengan dukungan infrastruktur yang memadai dan berkualitas, salah satunya klaster industri berbasis pertanian berkelanjutan yang mencakup pengembangan pusat produksi dan inovasi pangan berbasis nabati yang berkelanjutan dan tanggap menghadapi tren kesehatan/ kebugaran masa depan. Pengembangannya berfokus pada protein nabati, herbal dan nutrisi, serta produk ekstrak tumbuhan.
Pengembangan Superhub digerakkan dengan pengembangan pusat produksi dan inovasi makanan nabati, serta pangan berkelanjutan dan tangguh di masa depan untuk mendukung kesehatan/kebugaran. Hal ini didasari pada aspirasi untuk beralih fokus dari komoditas pertanian biasa ke proses manufaktur yang memiliki nilai tambah, dengan memanfaatkan tren pasar mengenai kesehatan dan keberlanjutan, serta keanekaragaman hayati alami di wilayah Kalimantan Timur.
Komoditas yang diperkuat dan sebagian ditingkatkan nilai tambahnya antara lain padi, sawit, akuakultur, serta berbagai tanaman untuk diolah menjadi ekstrak tumbuhan, protein alternatif, produk herbal, serta nutrisi dan nutraceutical. (ant)