JAMBI – Seorang pemilih bernama Jalidin (84) warga RT 19, Kelurahan Rajawali, Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi meninggal mendadak di dalam bilik suara di TPS 21 Kelurahan Rajawali saat sedang mencoblos pada Pemilu 2024, Rabu.
Kanit Reskim Polsek Jambi Timur Ipda Wan Muhammad kepada media membenarkan seorang warga meninggal dunia saat mencoblos di TPS 21 Kelurahan Rajawali. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 11.30 WIB.
BACA JUGA:118 Emoji Baru Bakal Hadir Bagi Pengguna Iphone, Termasuk Makanan Hingga Hewan
BACA JUGA:Ini Dia 7 Makanan Wajib Khas Imlek dan Filosofinya
Kejadian itu kemudian dilaporkan kepada pihak keluarga yang kemudian langsung datang ke TPS 21 untuk mengecek keadaan korban. Di lokasi pihak keluarga mendapati korban dalam kondisi terduduk di kursi dan kemudian bersama warga membawanya pulang ke rumah.
Sesampai di rumah keluarga mengecek kondisi Jalidin dan ternyata sudah meninggal dunia.
Saksi di lokasi kejadian, Tuti, menyebut korban tiba-tiba lemas dan terjatuh saat masuk ke bilik suara.
Meski ada pemilih yang meninggal dunia, namun proses pemungutan suara di TPS 21 Kelurahan Rajawali, Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi berjalan dengan tertib dan lancar.
Informasi yang didapat dari Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Jambi, Tuti Rosmalina, memastikan yang meninggal dunia ini adalah pemilih.
“Bukan petugas KPPS. Dia tiba-tiba lemas dan jatuh di bilik suara,” kata dia.
Di lokasi lain, meski harus ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) menggunakan perahu, sejumlah masyarakat di Kelurahan Legok, Kecamatan Danau Sipin, Kota Jambi, tetap antusias.
Mereka tampak bersemangat memberikan hak suara mereka di balik bilik suara.
Mereka harus menaiki perahu yang telah disiapkan, lantaran di kawasan tersebut saat ini masih terendam banjir.
"Harus tetap semangat nyoblos, pakai perahu bisa, karena TPS-nya tidak terkena banjir," kata Dewi, warga RT 36 Kecamatan Danau Sipin, Kota Jambi, kemarin.
Dewi mengatakan, dia bersama keluarganya menggunakan perahu menuju TPS 42 di Danau Sipin sekira pukul 11.00 WIB. Karena banjir, saat ini ia bersama keluarga mengungsi ke Tangkit, Muaro Jambi.
Selain Dewi, Aris Putra warga Pulau Pandan, Kelurahan Legok, juga menggunakan perahu menuju TPS.
Dirinya mengatakan, dia sekeluarga tetap bersemangat ke TPS meski banjir melanda, karena harus memilih pemimpin Indonesia masa depan.
“Ya untuk pemimpin kita, kita harus menentukan pilihan,”kata dia.
Sementara itu, Lurah Legok Rahmansya menyebutkan, perahu-perahu telah disiapkan pihaknya untuk membantu warga menuju TPS.
“Ada sekitar 10 TPS. TPS nya tidak terendam, hanya saja jalan menuju ke sana yang terendam. Sehingga warga harus menaiki perahu,” jelasnya. (zen/ira)