JAMBI – Inflasi di Provinsi Jambi Februari 2024, secara year on year (yoy) mengalami kenaikan dibandingkan dengan Januari lalu. Dimana, pada Januari, inflasi YoY Provinsi Jambi berada di angka 2,99 persen.
Pada Februari 2024, inflasi YoY Jambi diangka 3,19 persen. Sementara dalam hitungan bulan ke bulan atau mounth to maunth, inflasi Jambi pada Februari mengalami penurunan, yaitu di 0,13 persen, dibanding Januari diangka 0,83 persen.
BACA JUGA:Studi: Konsumsi Kedelai Bisa Menyehatkan Kulit dan Kurangi Garis Halus
BACA JUGA:Apakah Olahraga di Tempat kerja Harus Menjadi Suatu Keharusan? Begini Penjelasannya
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi mengatakan kalau pada bulan ke bulan, inflasi Provinsi Jambi di bawah angka nasional, yaitu 0,37 persen. Agus mengatakan, dengan posisi ini, artinya upaya para stakeholder di Provinsi Jambi cukup berdampak dalam pengendalian inflasi di Jambi.
“Bulan ke bulan, kita di bawah nasional. Sementara year on year, kita di atas nasional yakni 2,75 persen,” katanya.
Namun, meski di atas nasional, inflasi di Jambi masih dalam kategori dalam batas toleransi, yakni di bawah 3,5 persen sesuai yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI). Jambi, lanjutanya sudah keluar dari peringkat 10 besar dengan inflasi tertinggi secara nasional.
“Kita sekarang sudah keluar dari peringkat 10 besar. Saat ini kita berada di peringkat 11,” katanya.
Dia mengatakan, beras masih sangat berpengaruh besar terhadap inflasi. Sehingga, seluruh pihak khususnya stakeholder terkait, untuk melakukan pendekatan agar harga beras tetap terjaga. Karena jika harga beras naik sedikit saja, maka inflasi langsung ikut naik.
“Bulan Febaruari, kita tertolong Kerinci. Harga beras Kerinci bulan Februari turun. Karena terjadi pencampuran beras lokal dengan beras Bulog, makanya harga turun. Kemarin itu kan ada operasi pasar,” katanya.
Sementara untuk cabai, juga masih berpengaruh, termasuk di skala nasional. Karena seluruh wilayah pengahsil cabai, terdampak banjir.
“Cabai baik cabai rawit maupun cabai merah biasa, itu memang secara nasional kan tinggi harganya. Karena mayoritas daerah penghasil cabai terdampak banjir,” tandasnya.
Seperti biasa, jelang momen bulan suci ramadan, tentu kekhawatiran lonjakan harga terjadi pada beberapa bahan pokok maupun pangan di pasaran.
Namun terpantau, kemarin harga cabai merah kecil di Pasar Angso Duo Modern alami penurunan menjadi Rp50 kg per kilogram.
Harga ini menurun dari harga sebelumnya, yakni mencapai Rp80 ribu per kilogram nya.
“Harga cabai turun, jadi Rp50 ribu per kg. kemarin sempat 80 ribu per kg,” ujar Agus Tina, pedagang cabai yang dijumpai di kawasan Pasar Angso Duo.
Tina menjual cabai dengan harga Rp50 ribu per kg dan ada juga yang dihargai 60 ribu per kg.
Sementara harga sembako di Jambi menjelang bulan Ramadhan 2024 kian melonjak naik.
Saat ini, Harga beras premium eceran di pasar aur duri telah mencapai Rp 17 ribu per kilogram. Untuk beras medium masih di kisaran harga Rp 14 Ribu hingga Rp 15 ribu.
Hal tersebut disampaikan oleh reni (43) pemilik toko sembako di kawasan pasar Aur duri, Kelurahan Aur Kenali, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi, Jambi, pada Jumat 1 Maret 2024.
"Iya, untuk beras premium eceran kita ada jual yang harga Rp 17 ribu per kilogram, kalau untuk yang medium itu masih Rp 14 ribu dan Rp 15 ribu.
Selain beras, harga komoditas pangan lainnya seperti gula dan tepung juga mengalami lonjakan yang cukup tinggi. Harga gula saat ini mencapai Rp 17 ribu per kilogram, sedangkan harga tepung terigu sebelumnya Rp 12 ribu, saat ini naik menjadi Rp 15 ribu per kilogram.
Hal tersebut menjadi keluhan bagi penjual makanan khususnya kue, karena naiknya harga tepung yang menjadi bahan dasar kue. Windi (37), seorang penjual kue, menyampaikan tanggapan terkait kenaikan harga bahan kue tersebut.
"Iya cukup terasa la naiknya harga tepung sampai Rp 3000, biasanya masih dapat Rp 12 ribu bahkan Rp 11 ribu, semoga tidak lama nanti turun lagi," ujarnya.
Selain itu, harga bawang putih dan bawang merah di pasar Aur duri turut mengalami kenaikan. Sebelumnya, harga bawang putih hanya Rp 28 ribu per kilo. Saat ini harga sudah menyentuh di angka Rp 36 ribu. Begitu juga bawang merah saat ini juga mencapai Rp 36 ribu.
Harga cabai merah pun kian mengalami lonjakan yang tinggi. Saat ini harganya telah mencapai kisaran harga Rp 80 ribu hingga Rp 85 ribu per kilogram.
Cabai rawit turut mulai merangkak naik dari harga sebelumnya Rp 40 ribu hingga Rp 45 ribu per kilogram, saat ini telah mencapai harga Rp 60 ribu per kilogram.
Hal tersebut disampaikan oleh Sari (35), salah seorang pedagang di pasar Aur duri mengatakan, harga bawang dan cabai naik terus.
"Bawang merah dan bawang putih sudah Rp 36 ribu, cabai merah Rp 80 ribu, dan cabai rawit Rp 60 ribu," ungkapnya.
(enn/mg02/zen)