Jakarta- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mendiskusikan kelanjutan kerja sama uji coba pemensiunan dini salah satu pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara sebesar 660 megawatt dengan Asian Development Bank (ADB).
“Saat bertemu Presiden ADB Masatsugu Asakawa di penghujung agenda saya kemarin, kami membahas kelanjutan kerja sama proyek tersebut,” kata Sri Mulyani dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Rabu.
Menkeu optimistis dukungan kuat ADB dapat membuat kerja sama ini menjadi contoh di level global mengenai bagaimana transisi energi dilakukan secara konkret.
Dia menegaskan bahwa kerja sama ini juga menjadi bukti bahwa transisi energi tidak bisa dilakukan oleh suatu negara secara sendiri, bahwa keterlibatan peranan Multilateral Development Bank (MDB) dan sektor swasta sangat diperlukan.
BACA JUGA:Kementerian PANRB Siapkan 200 Ribu Formasi CASN
BACA JUGA:Akan Buka 475 Formasi PPPK dan ASN Pendaftaran Dibuka Mei 2024
“Saya sampaikan terima kasih atas seluruh dukungan dan kerja sama dari ADB kepada Indonesia selama ini. Semoga kerja sama dapat terus terjalin semakin kuat, khususnya dalam melanjutkan agenda transisi energi,” ujar dia.
Diketahui, Sri mulyani akan menghadiri IMF Spring Meetings di Washington, D.C.
Menkeu mengaku akan berbicara mengenai kondisi perekonomian global, regional, maupun nasional yang berubah begitu cepat dan volatil selama beberapa hari ke depan dengan adanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan juga di berbagai belahan dunia yang dampaknya yang sangat besar bagi perekonomian global, baik dari sisi harga komoditas, nilai tukar, tingkat inflasi, hingga suku bunga global.
Sebelum kegiatan tersebut, Sri Mulyani memberikan keynote speech pada High-Level Event bertajuk “Navigating the Mid-transition Period of the Low-Carbon Shift: The Critical Role of Finance Ministries” di Brookings Institution, Washington, D.C.
BACA JUGA:Polisi Mapping Aktivitas PETI, Polres Batanghari Cek Lokasi Penambangan Pasca Alat Dibakar Massa
BACA JUGA:Nilai Nol
Dia menjelaskan bahwa isu transisi energi menghadapi kompleksitas dalam prosesnya, baik secara politik maupun sosial, dalam kesempatan itu. (antara)