Konflik Sudan Telah Menelan 15.000 Korban Jiwa dan 33.000 Luka

Para pengungsi Sudan Selatan akibat konflik di Sudan bersiap untuk meninggalkan pusat penerimaan di Kabupaten Renk, Negara Bagian Upper Nile, Sudan Selatan, Sabtu, 29 April 2023--Antaranews.com

JAMBIKORAN.COM - Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa konflik di Sudan telah menelan 15.000 korban jiwa dan melukai 33.000 orang lainnya.

Konflik tersebut telah berlangsung sejak April 2023.

Tedros juga menyebutkan bahwa ada 15 juta orang yang membutuhkan bantuan kemanusiaan.

“Lebih dari 15.000 kematian dan 33.000 korban terluka dilaporkan sejak awal konflik pada April tahun lalu. Lima belas juta orang membutuhkan bantuan kesehatan kemanusiaan yang mendesak,” ujar Tedros.

Konflik di negara Afrika tersebut menyebabkan hampir sembilan juta orang mengungsi dan separuh di antaranya adalah anak-anak, yang akses ke layanan kesehatannya sangat terbatas.

BACA JUGA:Api Olimpiade Paris 2024 Tiba di Marseille, Disambut Antusiasme Ribuan Penonton

BACA JUGA:Fabio Quartararo Tak Sabar Lakoni MotoGP Prancis di Sirkuit Le Mans

Ia juga menyebutkan bahwa lebih dari 70 persen rumah sakit di negara bagian terdampak konflik dan hampir separuh fasilitas kesehatan di negara bagian lainnya tidak lagi berfungsi.

"Rumah-rumah sakit yang masih beroperasi kewalahan oleh orang-orang yang mencari pengobatan, yang kebanyakan adalah pengungsi internal,” ungkap Tedros.

Sudan terpecah belah akibat konflik antara paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) dan tentara Sudan sejak April 2023.

Semenjak itu, para pihak yang bertikai sudah menerapkan beberapa kali gencatan senjata sementara secara nasional, namun belum ada yang membantu menyelesaikan konflik.

BACA JUGA:Fiorentina Amankan Tiket Final Liga Conference Eropa 2023/24

BACA JUGA:Real Madrid Melaju ke Final Liga Champions 2023/24

Pada Oktober 2023, mereka kembali melakukan negosiasi yang dimediasi Arab Saudi di Jeddah, namun pertempuran masih terus terjadi.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan