Lia Camino
Dahlan iskan--
Lia berhasil. Sukses. Ganjar menang satu putaran: dapat suara lebih 50 persen di Amerika. Hampir 51 persen.
Tapi pemilih di Amerika hanya 20.000 orang. Apalagi di Vatikan, jauh lebih kecil lagi. Biar pun Ganjar menang di dua negara itu Anda sudah tahu hasil keseluruhannya.
BACA JUGA:Target Prestasi Tingkat Nasional, Dispora Kota Jambi Seleksi Program Pemuda Pelopor
BACA JUGA:Ratusan Jemaat Hadiri Perayaan Hari Pentakosta di GPI AurDuri Kota Jambi
"Begitu quick count menyatakan Pak Ganjar kalah saya bilang ke suami: kita Camino lagi," ujar Lia. Sang suami, James Sundah, setuju. James, Anda sudah tahu, pencipta lagu 'Lilin lilin Kecil'.
"Saya juga hubungi anak saya untuk ikut", kata Lia. Erick, anak mereka, kini umur 26 tahun. Ia lahir di Boston. Sampai tamat SMA di Binus Jakarta. Sarjana manajemen bisnisnya dari Amerika.
Lia lantas cari visa Spanyol. Meski sudah hampir 30 tahun di Amerika Lia masih warga negara Indonesia. Ia sangat cinta Indonesia. Kakeknya dapat bintang dari Presiden Soekarno. Sang kakek seorang pejuang. Penyedia senjata untuk para pejuang kemerdekaan.
Lia aktivis. Gesit. Kerja keras. Dia juga pengacara di New York --khusus untuk urusan imigrasi. Saya diajak ke kantornyi di Queens. Di jalan utama yang strategis. Klien terbanyaknya dari Eropa Timur.
BACA JUGA:Dukungan Mengalir dari Umat Tionghoa, Budi Yako Tatap Pilwako Jambi 2024 dengan Mantap
BACA JUGA:Cara Mengatasi Foto WhatsApp Tidak Masuk Galeri
Lia sudah memutuskan mendukung Ganjar sejak Jokowi belum belok kanan. Bahkan sejak Megawati masih terlihat enggan mencapreskan Ganjar.
Lia sendiri menamatkan SMA di Santa Ursula Jakarta. Lalu sekolah musik di Berkeley California. Spesialisasinya piano. Klasik. Masternya di bidang bisnis di Boston. Lalu mendalami hukum, juga di Boston.
Jadilah Lia seorang jurist doctor. "Jurist doctor bukan PhD. Tidak sama. Gelar itu untuk bisa praktik pengacara," kata Lia.
Lia begitu kecewa atas hasil Pilpres. Ini kekecewaan kedua di politik.
BACA JUGA:5 Tips memilih bus pariwisata yang aman