Komet Minor, Novel Ketujuh Tere Liye Series Bumi dengan Ending yang Menegangkan dan Memuskan!

Komet Minor-Nurdiana Wanti-Jambi Indepedent

Hingga Seli terkena racun dari cacing tersebut. Membuat dia demam dengan suhu yang sangat tinggi dan tidak wajar. Raib, Ali, dan Batozar segera mencari perkotaan atau perkampungan terdekat. Untuk mengobati Seli.

Ketika ada salah satu penduduk yang membantu mereka. Ia memberikan Seli obat, namun dia mengatakan bahwa hanya sebuah keajaiban jika Seli bisa selamat.

Jika menjelang matahari terbit Seli belum siuman, dia tidak bisa menolong dengan cara lain, karena hanya itu yang bisa ia lakukan.

Semalaman Raib, Ali, dan Batozar menunggui Seli. Berharap ia membuka matanya. Raib terlihat sedih sekali, menatap wajah Seli yang pucat dan berkeringat.

Batozar menghibur dengan kalimat "Apapun yang tidak bisa membunuh Petarung Klan Matahari, maka hanya akan menambah kekuatannya berkali-kali lipat."

Hingga matahari mulai menyinari, belum ada tanda-tanda Seli akan bangun. Raib mulai menangis. Ali terdiam. Namun di tengah-tengah kekhawatiran mereka. Seli akhirnya membuka matanya. Hilang sudah rasa takut di hati Raib. Seli perlu pulih dan istirahat beberapa jam. 

BACA JUGA:Pecco Bagnaia Menang Tanpa Hambatan di Mugello

BACA JUGA:Resep Ayam Lada Hitam untuk Makan Bersama Keluarga, Yuk Coba!

Ketika mereka melanjutkan perjalanan, Seli masih belum sepenuhnya pulih. Namun beberapa jam kemudian. Ketika mereka juga bertarung lagi. Kekuatan Seli bertambah secara signifikan. Ia juga dapat menyembuhkan diri sendiri ketika terluka.

Perjalanan mereka seringkali di hadang, entah bertemu dengan Si Tanpa Mahkota. Mereka mengetahui Si Tanpa Mahkota mencari tombak di klan Komet Minor. Yang memiliki kekuatan tiada banding di seluruh klan. Itulah tujuan utama Si Tanpa Mahkota.

Raib, Seli, Ali, dan Batozar tak mau kalah dalam misi mencari tombak tersebut yang ternyata potongan tombak tersebut terdapat di orang yang berbeda. Yang diberitahu oleh salah satu teman pembuat tongkat tersebut, mereka berencana menemui Arci, meminta potongan penting tombak.

Mereka mencari teman-teman Arci yang memegang tombak tersebut. Ketika menemui Arci, saat itu sangat sulit untuk meminta bertemu dengannya.

Mereka harus memanjat atau teleportasi ke atas menara. Namun di bawahnya terdapat hewan seperti biawak, yang sangat besar. Namun hal tersebut tak menjadi halangan bagi mereka. 

Yang menjadi halangan bagi mereka adalah ketika ingin menemui Arci, Arci tidak segan-segan memanahi mereka dengan bola api. Membuat mereka terjatuh berkali-kali.

Berjam-jam sudah terlewati, ketika mereka mengetahui cara untuk bertemu Arci. Mereka mengatakan niatnya, namun tak lama kemudian potongan tombak itu diberikan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan