Fifth Avenue

Dahlan iskan--

Ini kali kedua saya ke San Diego --tapi ini yang pertama dari arah timur.  

Kota ini banyak berubah. San Diego kelak akan saya pakai salah satu contoh soal mungkinkah Amerika dikejar Tiongkok. 

BACA JUGA:Konsumen Akui Sudah Terbiasa Sikapi Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok

BACA JUGA:Pj Walikota Jambi Tinjau Sejumlah Pasar Pastikan Ketersedian Pangan Aman Jelang Idul Adha

Hotel saya di Fifth Avenue. Juga berubah. Jalan utama ini ditutup. Setelah pukul 12.00 mobil tidak boleh masuk. Baru dua tahun terakhir. 

Covid-19 juga mengubah San Diego. Fifth Avenue hanya untuk pejalan kaki. Sepanjang lebih 10 blok --sampai ke waterfront-nya. Begitu banyak sport bar di sepanjang jalan kya-kya ini. 

Anda sudah tahu ujung Fifth Avenue ini: bangunan modern, memanjang, indah, menghadap laut. Itulah gedung pameran yang saya tuju. Saya naik ke atasnya. Sengaja pilih pakai tangga: apakah lutut belum berubah setelah sekian hari selalu di atas pedal. Pun ketika suami Janet yang mengemudi: kaki masih suka injak rem dan gas sendiri. 

Perlu naik 100 tangga untuk sampai pelataran atasnya: masih bisa sekali tarik. Inilah pelataran yang indah. Melihat pantai dari ketinggian: hamparan yacht, kafe, patung tentara angkatan laut berciuman tinggi dengan pacar atau istri yang menyambut kedatangannya dari pelayaran.

BACA JUGA:Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto Tingkatkan Persiapan untuk Olimpiade Paris 2024

BACA JUGA:Putri Kusuma Wardani Melaju ke Babak 16 Besar Australia Open 2024 

Ada museum kapal induk Midway di sana --pernah bersama semua cucu ke kapal perang itu. Kali ini sambil membayangkan Taiwan dan Laut Tiongkok Selatan. 

Besoknya, kami langsung ke Los Angeles. Lewat pantai. Tidak lewat gurun lagi. 

Di Los Angeles tinggal pilih: ke teman lama atau ke teman baru. Akan saya gabungkan saja --hemat waktu.(Dahlan Iskan) 

Tag
Share