Menjelang Ramadan Baru Stabil

Ilustrasi--

JAMBI - Tingginya harga cabai di pasaran, diperkirakan akan berlangsung hingga beberapa bulan ke depan. Hal ini disebabkan oleh gagal panen yang dialami hampir seluruh petani cabai di Indonesia, akibat fenomena elnino yang terjadi sepanjang musim kemarau kemarin.

Kepala Pasar Angso Duo Jambi, Purnomosidi mengatakan, saat ini para petani baru mulai menanam. Diperkirakan, panen akan dilakukan setelah 100 hari masa tanam. Artinya pada bulan Maret 2024, pasokan cabai mulai kembali normal.

"Ini tidak terjadi di Jambi saja, tapi seluruh Indonesia. Berdasarkan informasi yang kami terima, saat ini para petani baru mulai menanam. Masa panen cabai itu, 100 hari dari mulai ditanam. Artinya Maret baru panen. Menjelang bulan puasa, atau menjelang lebaran, diharapkan pasokan kembali normal, harga pun juga kembali normal," katanya.

Dia mengatakan, diperkirakan pada Natal dan Tahun Baru (Nataru) nanti, harga cabai masih merangkak naik. Harga terbaru awal Desember, kenaikan harga cukup signifikan terjadi pada komoditi cabai merah besar dan cabai merah keriting.

Dimana, cabai merah besar yang semula harganya Rp 64 ribu/kilogram, kini naik menjadi Rp 75 ribu/kilogram. Kemudian, cabai merah keriting dari harga Rp 68 ribu/kilogram, naik menjadi Rp 78 ribu/kilogram. Sementara untuk cabai ratiw merah, masih di posisi Rp 85 ribu/kilogram, dan cabai rawit hijau Rp 50 ribu/kilogram.

"Bawang merah masih stabil di harga Rp 24 ribu dan bawang putih di Rp 31 ribu/kilogram," katanya.

Pihaknya mengajak Pemprov Jambi, untuk selalu melakukan intervensi harga, dengan jalan operasi pasar. Operasi pasar ini, menurutnya sudah dilakukan dalam dua minggu terakhir. Namun, harga murah hanya berlangsung selama satu hari, ketika pasokan cabai dari operasi pasar itu habis.

"Memang kalau mau stabil, permintaan masyarakat dan pasikan yang tersedia itu harus seimbang. Kalau sekarang permintaan banyak, pasikan minim," katanya.

Kebutuhan cabai khususnya di pasar Angso Duo, sebanyak 20 ton. Dimana, 10 ton kebutuhan cabai merah besar, 5 ton kebutuhan cabai rawit merah, dan 5 ton lagi kebutuhan cabai rawit hijau. Sementara, pasikan  yang ada saat ini tak sampai 50 persen dari kebutuhan.

"Dalam beberapa kali operasi pasar, 4 ton pasokan dari Pemprov Jambi. Tidak signifikan mempengaruhi harga, hanya pada level Rp 50 ribu sampai Rp 60 ribu perkilogram," katanya.

Sementara selain pasokan dari Pemprov Jambi, distributor secara mandiri juga mencari pasikan cabai ke luar daerah. Namun, hanya bisa memasok 3 ton saja, itupun dibagi untuk tiga pasar di Kota Jambi.

"Tiga ton itu dibagi untuk pasar Angso Duo, Talang Banjar, dan Talang Gulo. Jadi kalau mau harga stabil, memang kebutuhan  dengan pasokan itu harus seimbang," tandasnya. (enn/ira)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan