Seribu Zaytun

Dahlan iskan--

Setelah itu, disusul pembacaan ayat suci Al-Qur’an. Oleh seorang santri laki-laki. Saya lupa namanya. 

Yang tampil berpidato mewakili Al Zaytun adalah Dr Datuk Sir Imam Prawoto, KRSS, SE, MBA, CRBC. Begitu gelarnya. Ia ketua Yayasan Pesantren Indonesia –yang menaungi Al Zaytun.  

BACA JUGA:Lomba KADARKUM Tingkat Kota Jambi 2024 Dimulai, Empat Kecamatan Lolos ke Babak Final

BACA JUGA:Pemkot Jambi Sesuaikan Perwal Kartu Pelanggan Gas 3 Kg dengan Merchant App Pertamina

Ia adalah putra sulung Syekh Panji Gumilang. Sedangkan pengantar acara diberikan oleh ketua panitia yang masih muda: Eji Anugrah Romadhon, SS, MAP. 

Setiap pembicara tampil di podium lebih dulu meneriakkan pekik ”Merdeka”. Ada yang sekali. Ada yang tiga kali. Ada yang sebelum "assalamualaikum". Ada yang sesudahnya.

Pun yang membaca Al-Qur’an: mengawalinya dengan pekik ”Merdeka”. Termasuk saat mengakhirinya.  

Syekh Panji Gumilang tidak naik podium –meski saya sudah minta dengan sangat agar ia tampil sebelum saya. Alasannya: sudah tiga hari berturut ia bicara di seminar tiga hari di situ. 

BACA JUGA:UNJA Resmikan Penyalaan 9 Gedung Baru dengan Total Daya 4.050.000 VA

BACA JUGA:AS Dilanda Wabah Listeria Mematikan, 8 Meninggal dan Puluhan Dirawat di Rumah Sakit 

Tema seminar adalah Remontada from Within –kebangkitan Indonesia dari kekuatan internal Indonesia sendiri. 

Maksudnya: agar Indonesia masih tetap eksis sampai 1.000 tahun lagi.

"Indonesia 1.000 tahun." 

Itulah hasil renungan Syekh Panji Gumilang selama hampir satu tahun di dalam penjara. Lalu, jadi tema bahasan ulang tahun pesantrennya yang ke-25. 

Oh... Seribu tahun lagi: berapa penduduk Indonesia? (*) 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan