Panleukopenia, Virus Paling Mematikan bagi Anabul, Kenali Gejala dan Ciri-cirinya

ANABUL: Boba, kucing ras Himalaya, bertahan dari Panleukopenia. -JENNIFER AGUSTIA/JAMBI INDEPENDENT-

Awalnya saya berfikir, mungkin saja Boba ngompol, karena lemas dan tidak sempat ke liter box. 

 

Rupanya itu bukan ngompol. Saya membawanya ke kasur. Lalu dia tertidur beberapa menit, dan di seprei kasur tergenang cairan bening, agak kental, seperti ingus manusia saat baru pertama kali terkena flu. Saya perhatikan duburnya, ternyata cairan itu keluar dari sana. Duburnya pun bengkak. 

 

Dua hari dengan kondisi seperti itu. Pup nya mulai encer. Mungkin saja dia terkena diare. Namun, ada yang aneh. Warna kotorannya menghitam, bercampur lendir bening. Boba mulai sering muntah, berwarna bening, berbusa. Cacingan? Tidak. Dia baru saja mengkonsumsi obat cacing, rutin. 

 

Tanggal 4 Juli 2022, saya putuskan memeriksa ke dokter hewan, dekat rumah. Diagnosa pertama, Boba terserang diare, tapi ada kemungkinan virus karena muntahnya berbusa. Pada saat itu, Boba diberikan dua jenis obat, antibiotik dan obat diare.

 

Selang beberapa hari, kondisi badannya mulai membaik. Kotorannya mulai padat. 

 

Namun, pada 18 Juli, Boba kembali terlihat lemas. Dia mulai mengeluarkan cairan bening lagi, muntah lagi. Dan badannya terasa panas, dibanding hari-hari sebelumnya. 

 

Saya memutuskan membawa Boba ke klinik hewan lainnya. Dugaan virus mematikan, kian kuat. Saya meminta testkit virus Panleukopenia kepada dokter di sana. Dan apa yang ditakutipun terjadi, Boba positif terserang Panleukopenia. 

 

Ada beberapa ciri kasat mata yang bisa pawrent perhatian ketika ada kecurigaan Anabul terserang Panleukimia. Pertama mencret bercampur lendir. Kemudian, dari duburnya keluar lendir, meskipun tidak sedang pup. Ketiga, sering muntah, berwarna kuning atau putih, disertai busa. Keempat, nafsu makan menurun drastis, bahkan tidak mau makan sama sekali. Selanjutnya, suhu tubuh tinggi. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan