Habiskan Anggaran hingga Rp 5 Miliar dari APBD dan CSR
NYARIS ROBOH : Jembatan Mangrove di Tanjab Barat yang nyaris roboh ternyata pembangunanya menghabiskan anggaran miliaran rupiah.--
KUALATUNGKAL – Pembangunan Jembatan Mangrove Pangkal Babu, Desa Tungkal Satu, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) ternyata menghabiskan anggaran hingga miliaran rupiah.
Namun sayang, jembatan yang hanya terbuat dari papan itu, nyaris roboh saat para pengunjung tengah menikmati tempat wisata tersebut, Minggu (10/11) lalu.
Kabid Pariwisata Disparpora Tanjabbar Rengga Sekarsari mengatakan bangunan itu terdiri dari dua mata anggaran yang berbeda di tahun yang berbeda. Ia menyebutkan bangunan itu awalnya dibangun 2019 akan tetapi mengalami kerusakan dibagian lantai jembatan kemudian diperbaiki dari dana corporate social responsibility (CSR) SKK-Migas PT PetroChina Internasional Jabung Ltd.
"APBD 2019 atas bawah hancur lantai saat covid. Baru tahun 2022 masuk csr rehab lantai," katanya, Selasa (12/12).
BACA JUGA:Pantau Kondisi Pasar, Wako Ahmadi Berdialog dengan Pedagang
Ditanya soal anggaran di 2019, Rengga menyebutkan belum melakukan pengecekan berapa jumlah anggaran. Ia hanya mengetahui pembangunan dilakukan secara bertahap.
"Tahun 2019 pembangunan bertahap, tadi mau cek anggaran nye yang nyimpan file dak masuk pula. Paling besok baru biso kasih data nominalnyo,"sebutnya.
Ditanya terkait besaran dana CSR yang digunakan, Rengga mengaku tidak mengetahui karena dana dan proses pengerjaan berada di dinas PU."Kalo CSR, Karena yang ngerjakan itu PU, kurang tau jg berape totalnye. Tapi sekitar Rp4 miliar atau Rp 5 miliar kalo dak salah, coba tanye PU," ucapnya.
Kabdi Bappeda Tanjabbar yang membidangi CSR, Mulyadi terkait jembatan itu apakah bersumber dari SCR atau tidak yang mengetahuinya ialah Dinas PUPR selaku lending pengerjaan.
BACA JUGA:Harga Buah Pinang Anjlok
"Tekait jembatan mangrove coba konfirmasi ke PUPR, bappeda tidak mengerjakan teknis seperti itu. Dan apakah itu dari CSR atau tidak dinas yg mengerjakannya yang tau," katanya.
Mulyadi mengatakan jika di 2022 dana CSR memang ada untuk pekerjaan fisik di kawasan mangrove. Akan tetapi hanya rabat beton untuk masuk ke area mangrove dan jembatan kayu dibagian depan.
"Yang CSR itu jalan beton masuk itu samo jerambah yang area depan. Nah posisi yang rubuh ini yang mano?," tanyanya.
Saat disebutkan titik yang nyaris roboh itu berada didekat ujung yang tidak jauh dari gazebo. Ia mengaku itu bukan bagian CSR. "Nah kalo itu kayaknyo bukan dari CSR lah, di laporan yang disampaikan ke kami tahun 2022 idak sampai ke situ csrnyo,”tandanya.
BACA JUGA:Pastikan Stok Beras Cukup
Sementara itu, Kadis PUPR Tanjabbar, Apri Dasman mengatakan bahwa jembatan yang berlokasi di tempat wisata mangrove yang nyaris roboh tersebut bukan jemabatan yang dibangun menggunakan dana CSR.
"Itu bukan yang dibangun dari sumber dana CSR, karna jembatan yang dibangun menggunakan dana CSR tidak menggunakan tali, jadi dilihat dari fisiknya jelas itu bukan proyek dari program CSR. Saat ini kami sedang melakukan survey ke lokasi untuk mengetahui secara detail,”tambahnya.
Sebelumnya, terlihat di dalam sebuah video yang beredar luas dinerbagai platfoam media sosial itu terlihat bagaimana bangunan itu mengalami kemiringan saat pengunjung sedang asik berfoto bersama keluarga dan orang tersayang.
Teriakan histeris dari pemgunjungpun tidak terelakan saat bangunan jembatan itu miring dan goayang. Berutung dilejadian itu tidak memakan korban jiwa. (Rul/viz)