5 Jenis Makanan yang Perlu Dibatasi Demi Kesehatan otak dan Risiko Demensia

Ilustrasi Orang Lupa--

JAMBIKORAN.COM - Memiliki pola makan yang baik merupakan salah satu faktor kunci dalam menjaga kesehatan, terutama untuk otak. Ada beberapa jenis makanan yang perlu dibatasi konsumsinya karena bisa memengaruhi kesehatan otak, bahkan meningkatkan risiko demensia di usia tua. Berikut beberapa makanan yang perlu dihindari:

Alkohol 

Menurut Healthline konsumsi alkohol yang berlebihan secara terus-menerus dapat menyebabkan penurunan volume otak, metabolisme otak yang menurun, serta gangguan neurotransmitter yang berfungsi untuk komunikasi dalam otak. Selain itu, alkohol juga dapat mengganggu pola tidur, dan dalam kasus yang parah, menyebabkan insomnia kronis.

Lemak Trans 

Lemak trans yang terdapat pada makanan seperti gorengan dan kue olahan juga berdampak buruk pada otak jika dikonsumsi dalam jumlah besar. Konsumsi lemak trans yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko Alzheimer, penurunan volume otak, dan gangguan kognitif. Meskipun beberapa penelitian tidak menemukan hubungan langsung, mengurangi asupan lemak trans tetap dianjurkan.

Makanan dan Minuman Manis 

Selain meningkatkan risiko diabetes dan obesitas, konsumsi makanan dan minuman tinggi gula dapat berdampak negatif pada otak, bahkan berpotensi meningkatkan risiko Alzheimer. Kadar gula darah yang tinggi juga dikaitkan dengan risiko demensia, meskipun seseorang tidak menderita diabetes. Penelitian pada tikus menunjukkan bahwa pola makan tinggi gula dapat memicu peradangan otak dan gangguan memori.

Makanan Ultra-proses 

Makanan yang diproses secara berlebihan seperti keripik, mi instan, dan daging olahan cenderung mengandung gula, garam, dan lemak tambahan yang tinggi. Makanan ini rendah nutrisi dan tinggi kalori, yang dapat berkontribusi pada peningkatan berat badan dan berdampak negatif pada kesehatan otak. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi makanan ultra-proses dapat terkait dengan penurunan fungsi memori dan pembelajaran.

Olahan Karbohidrat

Karbohidrat olahan, seperti gula, biji-bijian olahan, dan tepung putih, umumnya memiliki indeks glikemik tinggi yang dapat memicu lonjakan kadar gula darah dan insulin. 

Sebuah penelitian tahun 2015 yang diterbitkan dalam jurnal Nutrients mengungkapkan bahwa makanan dengan indeks glikemik tinggi dapat mengganggu fungsi otak dan merusak daya ingat, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh peradangan pada hippocampus, bagian otak yang berperan dalam memori dan sensitif terhadap rasa lapar.

Sebaliknya, karbohidrat sehat dengan indeks glikemik rendah dapat ditemukan dalam sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian utuh. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan