Mengenal RenaCare, Alat Cuci Darah Lokal Pertama dan Kedua di ASEAN
Alat pencuci darah lokal RenaCare dari anak perusahaan PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe), PT Forsta Kalmedic Global (Forsta). -ANTARA/HO/Forsta -
Berdasarkan data BPJS Kesehatan, biaya cuci darah merupakan pengeluaran terbesar keempat pada anggaran BPJS, dengan estimasi pengeluaran tahun 2023 mencapai Rp2,9 triliun. Selain itu, sebanyak 85 persen pasien cuci darah berada di rentang usia produktif, yang berdampak signifikan pada aspek sosial dan ekonomi jika kualitas hidup pasien gagal ginjal tidak terjaga.
Dengan adanya produksi dialyzer lokal, biaya impor dan pengiriman internasional dapat dihilangkan, sehingga harga alat cuci darah menjadi lebih terjangkau.
Hal ini akan memudahkan akses perawatan hemodialisa bagi pasien dan fasilitas kesehatan di Indonesia, serta mengurangi ketergantungan pada impor, memastikan ketersediaan produk, dan menekan dampak fluktuasi nilai tukar.
"Produksi lokal dialyzer juga membantu menghindari gangguan rantai pasok global, sehingga pasokan alat kesehatan ini lebih stabil dan dapat diakses dengan lebih mudah," tambah Yvone. (*)