Ekonom: Sikap Bank Sentral Dorong Kenaikan Harga Emas

ilustrasi emas.-ist-

JAKARTA – Ekonom Keuangan dan Praktisi Pasar Modal Hans Kwee menyatakan bahwa kebijakan bank-bank sentral di dunia menjadi salah satu faktor utama yang mendorong kenaikan harga emas dalam beberapa waktu terakhir.

Menurutnya, banyak bank sentral yang mengganti cadangan devisanya dengan emas dan mengurangi ketergantungan pada dolar Amerika Serikat (AS), sementara potensi penurunan suku bunga acuan ke depan turut memperkuat kenaikan harga logam mulia ini.

“Banyak bank sentral mengganti cadangannya ke emas, melepas dolar AS. Selain itu, peluang penurunan bunga acuan ke depan juga mendorong harga emas naik,” ujar Hans di Jakarta.

Hans menjelaskan bahwa penguatan harga emas dipicu oleh kebijakan penurunan suku bunga acuan oleh The Federal Reserve (The Fed), yang mengakibatkan indeks dolar AS menurun, beserta bunga yang melemah.

BACA JUGA:DPRD Provinsi Jambi: SKTM Tetap Berlanjut dengan Perbaikan Administrasi

BACA JUGA:Ajak Jambi Bangun Desa, Menteri Yandri: Kunci Kemajuan Indonesia

Selain itu, ketegangan geopolitik, terutama terkait dengan konflik Rusia-Ukraina dan ketegangan di Timur Tengah, turut memengaruhi minat terhadap emas sebagai aset yang lebih aman.

Ia memproyeksikan harga emas akan mencapai 3.000 dolar AS per ons pada tahun 2025, didorong oleh penurunan lebih lanjut suku bunga acuan oleh The Fed serta berlanjutnya ketegangan geopolitik global.

"Emas mungkin bisa mencapai 3.000 dolar AS per ons jika ketegangan geopolitik berlanjut dan pemotongan bunga The Fed tetap terjadi," ujarnya.

Hans juga merekomendasikan untuk menyimpan emas sebagai aset jangka menengah, mengingat proyeksi penurunan suku bunga dan ketegangan geopolitik yang diperkirakan masih akan berlangsung.

BACA JUGA:DPRD Provinsi Jambi: SKTM Tetap Berlanjut dengan Perbaikan Administrasi

BACA JUGA:Peringatan HUT Provinsi Jambi, Bupati Batanghari Sebut Sinergi Masyarakat Kunci Sukses Pembangunan

Pada 2024, harga emas tercatat naik hampir 30 persen, mengungguli komoditas dan aset lainnya. Pada Minggu (5/1), harga emas global diperdagangkan pada level 2.640 dolar AS per ons.

Menurut Survei Emas Tahunan Kitco News, mayoritas investor retail memprediksi harga emas akan mencetak rekor tertinggi dan diperdagangkan di atas 3.000 dolar AS per ons pada 2025.

Sebanyak 58 persen pedagang eceran, atau 266 orang, memperkirakan emas akan diperdagangkan lebih dari 3.000 dolar AS per ons, sementara 22 persen memperkirakan harga emas akan berada di kisaran 2.800 hingga 3.000 dolar AS per ons.

Sebagian kecil, yaitu 13 persen, memperkirakan harga emas akan turun ke kisaran 2.400 hingga 2.600 dolar AS per ons pada 2025. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan