Tradisi Sebelum Perayaan Paskah dari Berbagai Belahan Dunia

-IST/Jambi Independent-Jambi Independent
Namun di balik keriuhan itu, Mardi Gras tetap berakar pada tradisi Kristen. Ia menjadi semacam penyorakan terakhir sebelum masa penuh penyangkalan dimulai.
3. Moriones Festival – Filipina
Di provinsi Marinduque, Filipina, tradisi Paskah punya wajah yang sungguh dramatis. Namanya Moriones Festival—sebuah perayaan yang memadukan seni, drama dan pertobatan dalam satu panggung jalanan.
Yang paling mencolok adalah topeng-topeng besar yang dipakai oleh para laki-laki. Topeng itu menyerupai wajah serdadu Romawi, lengkap dengan baju zirah imitasi. Mereka disebut “Morion”.
Festival ini menceritakan ulang kisah Longinus, prajurit Romawi yang disebut-sebut menjadi saksi kematian Yesus dan kemudian bertobat. Para pemain Moriones akan berkeliaran di jalanan, memerankan adegan kejar-kejaran, penangkapan, dan penghakiman.
Namun festival ini bukan sekadar hiburan. Banyak yang melakoninya sebagai wujud tobat. Beberapa bahkan melakukan penitensya—menyakiti diri, berjalan kaki jauh, atau memikul salib sungguhan.
4. Quaresima dan Tradisi Abu – Italia
Di negara "Tuan Rumah" Katolik ini, masa Pra-Paskah dimulai dengan sakralitas khas Eropa Latin: Quaresima. Berasal dari kata Latin quadragesima, artinya 40 hari. Itulah lamanya masa puasa dan pertobatan sebelum Paskah.
Di Italia, masa ini diawali dengan perayaan Rabu Abu yang khidmat. Umat berbondong ke gereja, lalu diberi abu di dahi mereka, dalam bentuk salib kecil. Imam akan berkata, “Ingatlah, kamu berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu.”
Bukan hanya simbol abu yang dijaga. Di kota-kota kecil, seperti Assisi atau Siena, tradisi lokal menambah kekhusyukan. Ada yang menutup pintu toko lebih awal untuk memberi waktu warga merenung. Ada pula kelompok orkestra yang memainkan musik sedih di alun-alun sebagai pengiring doa publik.
Puasa di Italia juga punya tradisi kuliner tersendiri. Banyak keluarga mengganti makanan berat dengan sup sayur dan roti keras. Makanan bukan hanya soal perut, tapi juga cara menyucikan hati.
5. Rozbijanie Garnków – Polandia
Di Krakow, sebuah kota kecil di Polandia Selatan, ada tradisi yang cukup unik menjelang Paskah: memecahkan pot tanah liat. Namanya Rozbijanie Garnków. Secara harfiah berarti “penghancuran pot”.
Tradisi ini berlangsung pada hari Rabu terakhir sebelum Paskah. Warga lokal menyebutnya “Rabu Jahat” (Zły Środa). Masyarakat—terutama anak-anak dan remaja—akan membawa pot-pot kecil berisi air atau abu, lalu memecahkannya di jalan, kadang sambil mengejar orang-orang sekitar yang sedang lewat.
Penghancuran pot disebut sebagai simbol pembersihan. Pot yang pecah mewakili dibuangnya dosa. Sementara abu atau air melambangkan penyucian diri menjelang Paskah.