Inflasi Jambi Maret 2025 Terkendali, Disumbang Tarif Listrik dan Bawang Merah

Suasana penjualan bawang di Pasar Aurduri Kota Jambi, beberapa waktu lalu.-ist/ jambi independent-Jambi Independent j
JAMBI – Provinsi Jambi mencatat inflasi sebesar 1,13 persen secara bulanan (month to month/mtm) pada Maret 2025.
Angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang tercatat sebesar 1,65 persen (mtm), menurut rilis Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Indeks Harga Konsumen (IHK).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Warsono, menyampaikan bahwa secara tahunan (year on year/yoy), inflasi Jambi mencapai 0,32 persen.
Penyumbang utama inflasi bulanan Maret 2025 adalah tarif listrik dengan andil sebesar 0,92 persen, disusul bawang merah (0,07%), kopi bubuk (0,06%), bayam (0,06%), dan kangkung (0,05%).
BACA JUGA:Imbau Warga Luar Daerah Lakukan Mutasi Kendaraan
BACA JUGA:Wawako Imbau Masyarakat Segera Tertib Soal Pajak Kendaraan Bermotor
Peningkatan harga listrik terjadi akibat berakhirnya program diskon 50 persen dari pemerintah untuk pelanggan rumah tangga PLN dengan daya 2.200 VA ke bawah, yang berlangsung hingga Februari 2025.
Komoditas tarif listrik memiliki bobot besar dalam struktur pengeluaran masyarakat, yakni 4,11 persen.
Harga bawang merah dan sayuran lainnya naik seiring meningkatnya permintaan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri.
Kenaikan harga kopi bubuk juga dipicu oleh terbatasnya pasokan biji kopi Arabika Kerinci serta permintaan yang meningkat sebagai oleh-oleh.
Meski demikian, inflasi lebih tinggi tertahan oleh penurunan harga beberapa komoditas seperti cabai merah, cabai rawit, cabai hijau, kacang panjang, serta angkutan udara.
Melimpahnya pasokan cabai dari Kabupaten Kerinci dan panen kacang panjang di Kabupaten Bungo menjadi faktor utama penurunan.
Penurunan harga tiket pesawat juga didukung oleh kebijakan subsidi pemerintah.
Secara tahunan, lima komoditas penyumbang inflasi terbesar adalah emas perhiasan (0,35%), minyak goreng (0,20%), kopi bubuk (0,16%), bawang merah (0,12%), dan ikan nila (0,11%).