4 Makanan Tinggi Lemak Jenuh, Perlu Dibatasi Konsumsinya

WASPADA : Waspada ada makanan tinggi lemak jenuh yang harus dibatasi jika ingin dikonsumsi.-IST/Jambi Independent-Jambi Independent
JAMBI - Tidak semua lemak berbahaya bagi tubuh, namun lemak jenuh termasuk jenis yang perlu diwaspadai dalam pola makan sehari-hari. Jika dikonsumsi secara berlebihan, lemak jenuh dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, seperti penyakit jantung dan diabetes tipe 2.
Dikutip dari Health, berikut ini adalah empat makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi dan sebaiknya tidak dikonsumsi secara berlebihan:
1. Lemak Sapi
Lemak sapi diperoleh dari proses pemurnian lemak daging. Dalam satu sendok makan lemak sapi (sekitar 13 gram), terkandung lebih dari 6 gram lemak jenuh — hampir 50% dari total lemaknya. Konsumsi berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh.
BACA JUGA:Zulva Fadhil Kukuhkan Pengurus TP-PKK dan Tim Posyandu Batanghari Periode 2025–2030
BACA JUGA:7 Pemalak Sopir Truk Ditangkap Polisi, Modus Bersihkan Kaca Pakai Kemoceng
2. Cokelat
Cokelat, terutama cokelat susu, mengandung lemak jenuh dari mentega kakao, lemak susu, dan gula. Satu potong kecil cokelat susu (7 gram) dapat mengandung sekitar 1,3 gram lemak jenuh. Meski kakao kaya antioksidan, penting untuk memilih cokelat hitam dengan sedikit tambahan gula dan lemak.
3. Makanan Panggang
Kue, biskuit, dan roti yang dipanggang umumnya dibuat dengan mentega, shortening, atau margarin, yang semuanya merupakan sumber lemak jenuh. Selain itu, bahan seperti telur dan susu penuh lemak juga berkontribusi terhadap kandungan lemak jenuh dalam makanan tersebut.
4. Gorengan
Makanan yang digoreng, seperti kentang goreng dan camilan cepat saji, memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi. Sebagai contoh, satu porsi kecil kentang goreng (71 gram) mengandung sekitar 1,6 gram lemak jenuh, jauh lebih tinggi dibandingkan kentang rebus yang hanya mengandung 0,02 gram.
Untuk menjaga kesehatan jangka panjang, penting untuk membatasi konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan lebih memilih makanan segar, minim proses, serta rendah lemak jahat. (*)