Tenang di Tengah Ketidakpastian? Bisa, Asal Tahu Caranya

-IST/Jambi Independent-Jambi Independent
Siapa pun pasti pernah berada di fase hidup yang terasa kacau dan tidak pasti. Belum dapat kerja, hubungan dengan pasangan atau keluarga sedang renggang, atau pikiran yang terus berputar soal masa depan. Rasanya campur aduk: marah, sedih, cemas, dan yang paling berat merasa tak berdaya.
Emosi semacam ini wajar. Ketidakpastian adalah bagian dari hidup. Menurut psikolog, kondisi yang tidak bisa kita prediksi memang lebih berisiko memicu stres, overthinking, dan bahkan bisa berkembang menjadi masalah kesehatan mental jika tidak dikelola dengan baik.
Namun, ada cara untuk menghadapi situasi tak menentu ini dengan lebih sehat dan bijak. Salah satunya datang dari filsafat kuno yang masih relevan hingga hari ini: Stoikisme.
BACA JUGA:Sulit Banget Konsisten Diet atau Olahraga? Ini Penyebab dan Solusinya
BACA JUGA:Waspada Gejala Asma pada Anak, Batuk Berat Bisa Jadi Tanda Awal
Apa Itu Stoikisme?
Stoikisme adalah aliran filsafat yang berkembang sejak ribuan tahun lalu di Yunani dan Romawi. Ajaran ini fokus pada pengendalian diri, menerima realitas, dan mengelola emosi, agar kita bisa menjalani hidup dengan lebih damai.
Para filsuf Stoik seperti Marcus Aurelius dan Epictetus tidak menjanjikan hidup tanpa masalah, justru mereka menekankan bahwa hidup pasti penuh ujian. Yang penting bukan menghindari masalah, tetapi bagaimana kita menyikapinya.
3 Ajaran Stoik untuk Menghadapi Ketidakpastian
1. Siapkan Diri untuk Kemungkinan Buruk
Marcus Aurelius, Kaisar Romawi yang juga filsuf Stoik, setiap pagi membiasakan diri mengatakan pada dirinya sendiri: “Hari ini aku mungkin akan bertemu orang menyebalkan, mengalami hal yang mengecewakan, atau menghadapi hal buruk.”
Tujuannya bukan untuk jadi pesimis, tetapi agar tidak terkejut saat hal itu benar-benar terjadi. Dengan menyiapkan mental terhadap kemungkinan buruk, kita jadi lebih tahan banting dan tidak larut dalam emosi saat kenyataan tidak sesuai harapan.
2. Bedakan Mana yang Bisa dan Tidak Bisa Dikontrol
Sering kali kita stres karena berusaha mengendalikan hal-hal yang sebenarnya di luar kendali kita: apakah orang akan menyukai kita, bagaimana opini orang lain, atau apakah sesuatu akan berjalan sesuai rencana.