Tausiyah Jumat, SAH Cerita Filosofi Tangga Dalam Hidup

PENGETAHUAN : Suasana pengajian di rumah SAH. SAH menceritakan filosofi tangga dalam hidup.-IST/Jambi Independent-Jambi Independent

JAMBI -  Pengajian Kamis Jumat yang rutin dilaksanakan dikediaman Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Jambi Dr. Ir. H. A.R. Sutan Adil Hendra, MM menjadi ajang pembelajaran (tausiyah) nilai - nilai kehidupan dan pengetahuan agama. 

Kali ini SAH memberikan iktibar berupa pembelajaran tentang hidup yang di ibaratkannya sebagai tangga yang terus naik. Dan setiap tangga yang kita naiki adalah sebuah ilmu, pengalaman, umur dan kedewasaan yang akan terus bertambah seiring perjalanan waktu. 

Pada saatnya nanti, cepat atau lambat tangga yang kita naiki akan rapuh, seakan tidak kuat lagi menopang beban kita, hingga akhirnya jatuh ke bawah. Hidup hanya sementara, persiapkan diri kita sebaik-baiknya. Karena kita tidak pernah tahu kapan dan di mana kita akan jatuh ke bawah.

Dalam hal ini SAH mengatakan bersabarlah di kala sulit, berbagilah ketika ada, akan terasa indah karena saling melengkapi. Karena itu, jangan terlalu sedih ketika semuanya pergi, hilang dan terjatuh. Semua akan kita sikapi dengan sabar dan syukur pada masanya.

BACA JUGA:Bahlil Sebut Perombakan Kabinet Wewenang Presiden

BACA JUGA:SAH Maknai Harkitnas sebagai Kerja Keras dan Berdikari

"Untuk mencapai suatu ruangan yang tinggi, kita harus melewati beberapa anak tangga bahkan sampai ratusan anak tangga. Ternyata dari anak tangga kita bisa mendapatkan sebuah pelajaran hidup. " ungkapnya.

Dalam hidup tidak semuanya indah, semua butuh proses. Proses hidup diibaratkan anak tangga. Untuk menuju sebuah tujuan, kita perlu berjuang seperti menaiki langkah demi langkah menuju puncak tertinggi. Ya puncak tertinggi itu adalah tercapainya sebuah kesuksesan.

Kita harus rela melangkahkan kaki secara bertahap ke atas. Begitu pula hidup. Sebuah mimpi akan tercapai jika kita mulai dengan langkah pertama.

Langkah pertama memang terasa berat. Tapi, jika kita tidak melangkah ke anak tangga pertama, maka kita tidak akan sampai di anak tangga lainnya. Namun dengan niat yang kuat dan yakin jangankan anak tangga dirumah, gunung yang tinggi pun mampu didaki.

Menaiki sebuah tangga tidaklah mudah, kita memerlukan banyak energy untuk bisa melangkah. Begitu pula hidup. Mereka yang bermental baja lah yang akan bertahan sampai atas.

Tingginya anak tangga yang dicapai itulah usaha kita, semakin kita beusaha semakin banyak anak tangga yang dilewati namun ketika terhenti pun itu lah akhir perjuangan hidup. (Enn/Viz)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan