Cara Menerapkan Afirmasi yang Tepat!

-IST/Jambi Independent-Jambi Independent
Banyak orang masih mengira afirmasi positif hanyalah rangkaian kata manis yang diucapkan tanpa makna. Padahal, ketika digunakan dengan tepat, afirmasi bisa menjadi kalimat sederhana.
Namun, kuat untuk membentuk cara berpikir dan memengaruhi tindakan seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Afirmasi positif bukan soal memaksakan diri selalu bahagia, tapi tentang memilih sudut pandang yang lebih sehat dan produktif.
Misalnya, daripada berkata "saya gagal terus" kita bisa mengubahnya menjadi "saya sedang belajar untuk menjadi lebih baik" sebab perubahan kecil dalam cara bicara ini mampu memengaruhi reaksi emosional kita.
Sayangnya, banyak yang berhenti menggunakan afirmasi karena merasa hasilnya lambat atau tidak nyata. Perlu diingat, seperti membentuk kebiasaan sehat lain, afirmasi butuh konsistensi dan kesabaran.
BACA JUGA:Tegaskan Komitmen Bebas Narkoba dan Pungli
BACA JUGA:Dispora Kota Jambi Kembali Unjuk Gigi, Panahan Jadi Etalase Prestasi dan Budaya
Tidak cukup hanya diucapkan sesekali, afirmasi perlu diulang dan dihidupi agar benar-benar masuk ke dalam sistem kepercayaan diri. Cara pertama untuk memulai adalah dengan memilih kalimat afirmasi yang relevan dengan kondisi pribadi.
Tidak semua afirmasi cocok untuk semua orang, jadi penting untuk mengenal diri sendiri terlebih dahulu. Jika sedang berjuang dengan rasa takut, afirmasi seperti "saya berani mencoba hal baru meski takut" bisa lebih berdampak.
Kedua, gunakan afirmasi dalam rutinitas harian, bukan hanya saat sedang terpuruk. Bangun pagi dengan mengucapkan satu atau dua kalimat afirmasi bisa memengaruhi mood sepanjang hari.
Demikian juga sebelum tidur, afirmasi dapat membantu menutup hari dengan rasa syukur, bukan kegelisahan yang berputar di kepala. Selain itu, menuliskan afirmasi di tempat yang sering dilihat juga bisa menjadi pengingat efektif.
Coba tempelkan di cermin kamar mandi, meja kerja, atau bahkan di layar ponsel. Semakin sering kita terpapar afirmasi, semakin besar kemungkinannya untuk tertanam dalam pikiran bawah sadar kita sehingga akan mudah untuk diterapkan.
Penting juga untuk mengucapkan afirmasi dengan penuh kesadaran, bukan sekadar membaca seperti hafalan. Ketika diucapkan dengan keyakinan, afirmasi dapat memperkuat koneksi antara pikiran dan perasaan.
Gunakan intonasi yang mantap, seolah sedang menguatkan diri sendiri bukan sedang meyakinkan orang lain. Tak kalah penting adalah memadukan afirmasi dengan tindakan nyata.
Ucapan "saya mampu menyelesaikan tugas" harus diiringi dengan usaha menyusun jadwal atau menyicil pekerjaan. Afirmasi tanpa aksi hanya akan terasa kosong dan bisa membuat kita justru merasa semakin tidak kompeten dan semua yang diucapkan akan sia-sia.